Saturday 23 July 2016

MeetUP bersama PHP Indonesia Regional Joglo Raya

Leave a Comment
Assalamulaikum Wr. Wb. 
     Hai kawan-kawan, kali ini saya akan sedikit share tentang kegiatan di tempat prakerin saya BLC Telkom Klaten pada hari sabtu,  23 Juli 2016. Pada hari ini kami ada kegiatan MeetUP dengan PHP Indonesia regional Jogja, Solo, dan Semarang. Pada MeetUP ini mereka mebahas tentang Framework PHP yang sedang Naik daun, yatu Laravel.
     Untuk pembicaranya ada dua orang yaitu mas Agasi dan mas Ruly, mereka mebahas tentang apa itu laravel, perbedaan-perbedaan Paltform Laravel dengan platform lain, cara menginstall Laravel, dan bagaimana membuat web serderhana menggunakan platform Laravel.
     Tapi apakah sebenarnya laravel itu?, apakah teman-teman sudah kenal laravel itu apa?. Kalau belum tahu, yuk simak pengenalan laravel berikut ini.


Mengenal Laravel
 
     Framework menjadi sebuah tren untuk para programmer saat ini, dalam hal ini khususnya adalah programmer web, tentu sebuah framework tidak menjadi asing di telinga karena saking banyaknya framework yang bertebaran di internet. Sebut saja Codeigniter, Yii, Zend, symfony sampai dengan Laravel yang akan dibahas di web ini.

     Buat yang masih asing dengan framework, sebenarnya framework adalah komponen pemprograman yang siap re-use (bisa digunakan ulang) kapan saja, sehingga programmer tidak harus membuat skrip yang sama untuk tugas yang sama. Misalkan kita ingin membuat halaman-halaman web yang menampilkan data dengan paginasi (paging) halaman, framework telah menyediakan fungsi paging tersebut sedangkan programmer cukup menggunakan fungsi tersebut pada saat coding, tetapi tentu dengan kaidah-kaidah yang ditetapkan oleh masing-masing framework.

     Penggunaan paging tadi adalah sebagian kecil dari contoh library yang disediakan oleh sebuah framework, namun framework sendiri kelebihan utamanya bukan dari seberapa banyak library yang di sediakan, meski hal itu tentunya akan sangat membantu proses development. Kelebihan yang bisa kita ambil dari framework adalah kerangka kerja dari framework tersebut dalam menyelesaikan modul-modul yang dikembangkan sehinga mengeluarkan sebuah metode pekerjaan yang lebih effisien, lebih rapi, lebih bersifat general, dan lebih homogen.
 


     Bicara tentang Framework Laravel, bagi pengembang website nama Laravel mungkin tidak asing lagi. Karena Laravel merupakan framework PHP yang sedang naik daun saat ini.Ini dikarenakan para pengembang framework ternyata masih belum puas dengan hadirnya framework – framework yang telah ada, sehingga muncul lah framework baru yang diberi nama Laravel. Menurut website Sitepoint.com (2013), laravel bahkan didapuk menjadi framework paling populer belakangan ini.

     Meski tergolong baru, namun Laravel telah mencuri perhatian banyak web programmer di dunia. Banyak dokumentasi dokumentasi yang sudah disebarluaskan oleh para pengembang website. Sebenarnya proyek Laravel sudah lama diadakan, sekitar bulan April tahun 2011, dan sekarang telah menjelma menjadi framework yang banyak digunakan oleh programmer di dunia termasuk Indonesia.

     Pembuat Laravel adalah Taylor Otwell. Alasan pembuatan framework ini menurut sebuah artikel adalah karena Taylor tidak puas dengan CodeIgniter, karena ada beberapa fitur fungsional menurut Taylor penting yang tidak support, seperti kotak autentikasi dan routing. Taylor sendiri, ternyata memiliki latar belakang .Net. Seperti yang sudah umum diketahui bahwa teknologi .Net biasa digunakan untuk membuat aplikasi enterprise. Dan Taylor Oatwell mencoba mengaplikasikan pengalamannya tersebut ke dalam Laravel. Dia baru mulai belajar PHP setelah versi 5.3 dirilis dan Laravel sangat beruntung karena keterlambatan mengenal PHP tersebut membuat Laravel tidak terkontaminasi dengan ‘backward compatibility’ PHP dan bisa fokus memanfaatkan fitur-fitur barunya.


Berikut ini adalah beberapa kelebihan Laravel :

A.Expressif.
    Laravel adalah sebuah framework PHP yang expressif, artinya ketika melihat suatu syntax Laravel, seorang programmer “diharapkan” akan langsung tahu kegunaan dari syntax tersebut meskipun belum pernah mempelajarinya apalagi menggunakannya.

B.Simple.
    Salah satu yang membuat Laravel begitu simple adalah adanya Eloquent ORM. Misalkan, kita ingin mengambil semua data yang ada pada tabel users. Maka yang kita perlukan, hanya membuat sebuah class model bernama User :
    Kemudian kita tinggal memasukan semua data dari tabel users tersebut dengan cara sebagai berikut :        
    $all_user = User::all();
 Dengan begitu, semua data dari tabel users, akan dengan mudah diakses dengan melakukan looping terhadap variabel $all_user. Eloquent akan dibahas pada artikel selanjutnya.
    Contoh lain, Laravel memiliki kesederhanaan dalam masalah routing. Pada prinsipnya, membangun website hanyalah masalah request – response. Ada request terhadap halaman x dan Anda juga harus merespon x, maka dalam situasi seperti ini Laravel menerapkan prinsip routing yang sangat simple.

C.Dikembangkan secara khusus untuk PHP 5.3.
    Mungkin banyak yang sudah tahu bahwa PHP 5.3 memiki cukup banyak fitur baru dalam segi bahasa, yang membuat PHP terasa lebih modern dan powerfull. Laravel dikembangkan secara khusus untuk PHP 5.3, jadi framework ini bisa memanfaatkan berbagai macam kelebihan yang dimiliki PHP versi baru tersebut. Tidak ada backward compatibility dengan PHP versi sebelumnya.
 
D.Dokumentasi yang baik
    Bagi teman-teman yang sudah terbiasa dengan framework berbasis PHP, saya yakin tidak asing lagi dengan yang namanya CodeIgniter. CodeIgniter (CI) merupakan salah satu PHP framework paling populer, meskipun ada suatu framework yang bisa di bilang lebih superior dibanding dengan CodeIgnoter, misalnya saja Kohana. Kohana bisa dibilang memiliki fitur lebih bagus. Namun demikian CodeIgniter memiliki dokumentasi yang lengkap, sehingga framework ini menjadi lebih mudah untuk digunakan.
    Begitu pula dengan Laravel sendiri, Laravel dibuat dengan dokumentasi yang sangat lengkap. Core Developer dari laravel sendiri ber-komitmen, untuk selalu menyertakan dokumentasi yang lengkap setiap kali melakukan rilis versi terbaru-nya.



Framework Laravel memiliki beberapa fitur sebagai berikut:
  1. Bundles yaitu sebuah fitur dengan system pengemasan modular dan berbagai bundle telah tersedia untuk di gunakan dalam aplikasi Anda
  2. Eloquent ORM merupakan penerapan PHP lanjutan dari pola “active record” menyediakan metode internal untuk mengatasi kendala hubungan antara objek database. Pembangunan query Laravel FLuent didukung Eloquent.
  3. Application Logic merupakan bagian dari aplikasi yang di kembangkan, baik menggunakan Controllers maupun sebagai bagian dari deklarasi Route. Sintaks yang digunakan untuk mendefinisikannya mirip dengan yang digunakan oleh framework Sinatra.
  4. Reverse Routing, mendefinisikan hubungan antara Link dan Route, sehingga jika suatu saat ada perubahan pada route secara otomatis akan tersambung dengan link yang relevan. Ketika link yang dibuat dengan menggunakan nama-nama dari Route yang ada, secara otomatis Laravel akan membuat URI yang sesuai.
  5. Restful Controllers, memberikan sebuah option (pilihan) untuk memisahkan logika dalam melayani HTTP GET dan permintaan POST.
  6. Class Auto Loading, menyediakan otomatis loading untuk class-class PHP, tanpa membutuhkan pemeriksaan manual terhadap jalur masuknya. Fitur ini mencegah loading yang tidak perlu.
  7. View Composers adalah kode unit loogical yang dapat dijalankan ketika sebuah View di load.
  8. IoC Composers memungkinkan untuk objek baru yang dihasilkan dengan mengikuti prinsip control pembalik, dengan pilihan contoh dan referensi dari objek baru sebagai Singletons.
  9. Migrations menyediakan versi sistem control untuk skema database, sehingga memungkinkan untuk menghubungkan perubahan adalah basis kode aplikasi dan keperluan yang dibutuhkan dalam merubah tata letak database, mempermudah dalam penempatan dan memperbarui aplikasi.
  10. Unit Testing mempunyai peran penting dalam framework Laravel, dimana unit testing ini mempunyai banyak tes untuk mendeteksi dan mencegah regresi. Unit testing dapat dijalankan melalui fitur “artisan command line”.
  11. Automatic pagination menyederhanakan tugas dari penerapan halaman, menggantikan penerapan yang manual dengan metode otomatis yang terintegrasi ke Laravel.

Sumber : http://laravel.id/mengenal-framework-laravel/ 

Berikut ini adalah dokumentasi dari kegiatan kami :

















     Sekian dari saya, jika masih banyak kesalahan dalam postingan saya. Saya minta maaf sebesar-besarnya.


Wassalamualaikum Wr. Wb.
Read More

Friday 22 July 2016

Simulasi Konfigurasi Network Address Translation Router melalui CLI pada Cisco Packet Tracer

Leave a Comment

I. Pengertian

NAT (Network Addresss Translation) Satic adalah protokol yang digunakan untuk mentranslasikan IP lokal ke IP Publik yang dikonfigurasi secara Manual dan untuk satu IP Publik hanya bisa dipakai untuk translasi satu IP Lokal saja.

II. Tujuan dan Manfaat

1. Konfigurasi Network Address Translation Statik pada Router Cisco.
2. Menerapkan fungsi NAT Statik pada jaringan.

III. Latar Belakang

Untuk menghubungkan antara masing-masing jaringan di dunia, kita memerlukan ip public yang mana saling terhubung antar negara di dunia. Meskipun dalam mentranslasikan ip pada jaringan local sudah bisa dilakukan dengan pengaturan NAT dasar, namun dengan sistem dasar yang mentranslasikan satu ip local menjadi satu ip public hal ini menyebabkan semakin berkurang ip public di dunia. Maka dari itu dibuatlah protokol yang mampu menghemat ip public dengan cara mentranslasikan beberapa ip local menjadi satu ip public. 

IV. Alat dan Bahan

1. Dalam Virtual,
   a. 2 Switch
   b. 2 set PC
   c. 2 set Router
2. Fisik
   a. PC atau laptop yang sudah terinstall Cisco Packet Tracer

V. Standar Operasional Prosedur

1. Berdo’a sebelum melakukan pekerjaan.
2. Memakai pakaian kerja.
3. Melakukan pekerjaan sesuai rencana.
4. Tidak mengubah fokus ketika sedang bekerja.
5. Melakukan pekerjaan hingga selesai.
6. Berdo’a selesai melakukan pekerjaan.

VI. Tahap Pelaksanaan

1. Pengaturan Dasar

  1. Berikut ini topologinya: 
    Untuk Routing, pastikan semua tersambung kecuali jaringan pada Client jangan dimasukkan dalam routing protokol karena nanti diperumpakan sebagai local Private. Jika dirouting maka NAT tidak akan ada gunanya. Untuk topologi saya di atas tidak menggunakan Routing karena jika dirouting maka gatewaynya akan saling terkait, jadi saya hanya mensetting gateway pada Client saja.
  2. Lalu setting juga IP pada laptop-laptop client.

2. Langkah Kerja

  1. Pertama-tama kita tes dulu koneksi dari Client (Laptop1) menuju ke salah satu loopback pada Router 2 lain ataupun dari Laptop2 menuju loopback dari Router 1. 



  2. Lalu masuk ke pengaturan Router untuk menambahkan konfigurasi NAT. Pertama kita masuk ke Router 1.
    Berikut ini syntaxnya :
  3. int fa0/0
    ip nat inside
    int fa1/0
    ip nat outside
    exit
    ip nat inside source static 192.168.1.1 10.10.10.11
  4. Setelah itu masuk pengaturan pada Router2. Pengaturannya hampir sama dengan pada pengaturan Router1, hanya saja ip-nya menyesuaikan dengan jaringan yang terkoneksi.
    int fa0/0
    ip nat inside
    int fa1/0
    ip nat outside
    exit
    ip nat inside source static 192.168.2.1 10.10.10.21

3. Pengujian

  1. Selanjutnya kita bisa langsung mengujinya dengan melakukan ping dari Laptop Client menuju ke ip loopback salah Satu Router dari Network lain. Seperti semisalnya ini dari Laptop 1 ping menuju loopback Router 2. Jika pengaturan benar, maka seharusnya bisa terkoneksi.
  2. Begitu pula untuk Laptop 2 ping menuju loopback dari Router 1. 
  3. Lalu untuk pengaturan yang sudah kita seting tadi kita bisa melihatnya dengan syntax show ip nat translations. Maka outputnya akan terlihat ip apa saja yang sudah ditranslasikan. Dapat dilihat juga bahwa ip hasil translasi hanya satu, namun port translasinya berubah-berubah tergantung ip yang ditranslasikan.

  4. Begitu juga pada Router2 hampir sama dengan pada Router1.  

VII. Hasil dan Kesimpulan

Dengan ini selesai konfigurasi NAT Statik pada topologi jaringan dasar. Lalu untuk penerapannya sudah bisa juga dijaringan dan saling terintegrasi. Namun untuk versi statik, translasi IP address hanya satu IP publik untuk satu IP lokal, sehingga masih akan tetap memakan reserve IP Public. Protocol ini sudah cukup jarang digunakan pada jaringan sekarang.

VIII. Referensi

Read More

Thursday 21 July 2016

Simulasi Konfigurasi Access-List (Extended) Router melalui CLI pada Cisco Packet Tracer

1 comment

I. Pengertian

Access List adalah salah satu protocol keamanan jaringan yang fungsinya memblokir suatu IP atau Port tertentu ketika melewati perangkat Router yang terkonfigurasi ACL. Jadi sistem kerja dari Access List itu sendiri hampir seperti firewall yang sifatnya memfilter segala koneksi yang melewatinya dan memutuskan apakah koneksi tersebut diijinkan untuk lewat atau tidak.

II. Tujuan dan Manfaat

1. Siswa dapat mempelajari dan memahami konsep ACL Extended pada Perangkat Cisco.
2. Siswa dapat mempraktikan penggunaan ACL Extended pada perangkat Cisco Packet Tracer.
3. Siswa dapat konfigurasi ACL Extended sampai selesai dan bisa digunakan pada jaringan.

III. Latar Belakang

Dalam jaringan memang suatu keamanan tidak akan selalu cukup begitu saja, karena lama kelamaan security itu bisa saja dibobol oleh peretas atau pelaku lainnya. Baik bagaimanapun bentuk keamanan tersebut tidak akan selalu cukup. Seiring dengan perkembangan perangkat jaringan, Cisco mengembangkan fitur yang bisa berfungsi sebagai salah satu pengaman jaringan, yakni Access List.

IV. Alat dan Bahan

1. Dalam Virtual
  a. Router
  b. Switch
  c. PC
2. Bentuk Fisik
  a. Komputer atau laptop yang sudah terinstall Cisco Packet Tracer.

V. Standar Operasional Prosedur

1. Berdo’a sebelum melakukan pekerjaan.
2. Memakai pakaian kerja.
3. Melakukan pekerjaan sesuai rencana.
4. Tidak mengubah fokus ketika sedang bekerja.
5. Melakukan pekerjaan hingga selesai.
6. Berdo’a selesai melakukan pekerjaan.

VI. Tahap Pelaksanaan

1. Topologi Jaringan


2. Langkah Kerja

1. Pertama-tama kita  pastikan pengaturan IP dari Laptop Client sudah sama seperti topologi di atas. Gunakan IP dari interface router yang satu jaringan dengan Laptop sebagai Gateway.
Ini Laptop 1.
 Lalu yang ini Laptop 2.

2. Kemudian selanjutnya kita pastika seluruh jaringan bisa saling terkomunikasi. Untuk hal ini kita harus konfigurasi Routing. Kalau milik saya menggunakan Routing Protocol OSPF. Berikut ini syntaxnya sekaligus setting IP Router-nya.

Router 1 :
enable
conf term
int fa0/0
ip add 192.168.1.254 255.255.255.0
no shut
int fa1/0
ip add 10.10.10.1 255.255.255.0
no shut
int lo1
ip add 172.16.1.1 255.255.255.0
int lo2
ip add 172.16.2.2 255.255.255.0
exit
router ospf 10
network 192.168.1.0 0.0.0.255 area 0
network 10.10.10.0 0.0.0.255 area 0
network 172.16.1.0 0.0.0.255 area 0
network 172.16.2.0 0.0.0.255 area 0

Router 2 :

enable
conf term
int fa0/0
ip add 192.168.2.254 255.255.255.0
no shut
int fa1/0
ip add 20.20.20.1 255.255.255.0
no shut
int lo1
ip add 172.16.3.3 255.255.255.0
int lo2
ip add 172.16.4.4 255.255.255.0
exit
router ospf 10
network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 0
network 20.20.20.0 0.0.0.255 area 0
network 172.16.3.0 0.0.0.255 area 0
network 172.16.4.0 0.0.0.255 area 0

Router Central

enable
conf term
int fa0/0
ip add 10.10.10.2 255.255.255.0
no shut
int fa1/0
ip add 20.20.20.2 255.255.255.0
no shut
router ospf 10
network 10.10.10.0 0.0.0.255 area 0
network 20.20.20.0 0.0.0.255 area 0

Jika sudah benar Routingnya maka seharusnya antara Laptop 2 (192.168.2.1) ke Laptop 1 (192.168.1.1) dan Server (192.168.1.2) Lbisa tersambung.

3. Setelah itu kita konfigurasi SSH Server pada R1 untuk pengujian koneksi yang diizinkan nanti. Berikut ini syntax konfigurasinya (teks dengan background kuning bisa diisi sesuai keinginan).
enable
conf term
hostname R1
ip domain-name lucky.net
username lucky secret luckhy007
line vty 0 4
password luckhy007vty
transport input all
exit
crypto key generate rsa
1024
Sekalian kita uji koneksi remote SSH-nya dari Laptop 1.


4.  Selanjutnya kita bisa langsung ke tahap pengaturan ACL. Untuk pengaturan ACL yang akan saya konfigurasi adalah sebagai berikut ini :

  • Mengizinkan Host dengan IP 192.168.2.1 mengakses SSH Router 1 (melalui port 22) 
  • Mengizinkan Network manapun untuk mengakses HTTP kemanapun.
  • Blokir semua trafik lainnya (yang mana pada ACL Extended sudah otomatis terblokir akses lainnya yang tidak di permit).
Berikut ini pengaturannya :
enable
conf ter
access-list 100 permit tcp host 192.168.2.1 host 10.10.10.1 eq 22
access-list 100 permit tcp any any eq 80
int fa1/0
ip access-group 100 out
Pengaturan tersebut kita terapkan pada R2.

5.  Setelah itu selanjutnya kita uji hasil pengaturan tadi. Jika sudah benar maka dari Laptop 2 ketika ping menuju Network manapun akan selalu gagal kecuali jaringannya sendiri dan jaringan yang terkoneksi secara langsung dengan R2.
Tapi untuk akses remote SSH dari Laptop 2 ke R1 masih bisa seperti ini. Untuk password masukkan password saat pengaturan pada mode line vty 0 4 tadi.

Selain itu jika kita menggunakan akses melalui port 80 (HTTP atau Web) maka akses kemanapun akan diizinkan. Untuk mengujinya pertama masuk ke tab Desktop dari Laptop 2. Kemudian pilih Web Browser.
Setelah itu pada bagian URL Address, masukkan IP dari PC Server yang digunakan Sebagai Web Server. Tiap-tiap PC pada Cisco sudah aktif Web Server-nya namun jika kita juga bisa mengaktifkan manual dengan masuk tab Desktop Server, lalu klik HTTP kemudian pastikan status pada bagian kanan on semua.
Kembali ke topik utama, setelah memasukkan IP dari Web Server tadi, tekan enter atau klik Go. 

Maka selanjutnya akan terbuka tampilan halaman awal default dari Web Server.

Konfigurasi telah selesai.

VII. Hasil dan Kesimpulan

ACL Extended berbeda dengan versi standart-nya yang mana konfigurasi dari ACL Extended ini sendiri lebih spesifik dan bisa mengizinkan host asal maupun host tujuan. Dalam penerepannya ACL Extended bisa memfilter suatu akses tanpa harus memfilter keseluruhan akses sehingga layanan lainnya tidak terganggu. Lalu di sisi lain ACL Extended juga akan menerapkan pengaturan otomatis deny ataupun permit. Jika kita mensetting permit, maka otomatis akses lain yang tidak kita beri permit akan deny dan sebaliknya. Dengan begitu hal ini juga bisa menjadi catatan jika kita ingin konfigurasi permit maka permit juga akses-akses lainnya, jangan cuma salah satu. 

VIII. Referensi

Read More

Simulasi Konfigurasi Access-List Router melalui CLI pada Cisco Packet Tracer

Leave a Comment

I. Pengertian

Access List adalah salah satu protocol keamanan jaringan yang fungsinya memblokir suatu IP atau Port tertentu ketika melewati perangkat Router yang terkonfigurasi ACL. Jadi sistem kerja dari Access List itu sendiri hampir seperti firewall yang sifatnya memfilter segala koneksi yang melewatinya dan memutuskan apakah koneksi tersebut diijinkan untuk lewat atau tidak.

II. Tujuan dan Manfaat

1. Siswa dapat mempelajari dan memahami konsep ACL Standar pada Perangkat Cisco.
2. Siswa dapat mempraktikan penggunaan ACL Standar pada perangkat Cisco Packet Tracer.
3. Siswa dapat konfigurasi ACL Standar sampai selesai dan bisa digunakan pada jaringan.

III. Latar Belakang

Dalam jaringan memang suatu keamanan tidak akan selalu cukup begitu saja, karena lama kelamaan security itu bisa saja dibobol oleh peretas atau pelaku lainnya. Baik bagaimanapun bentuk keamanan tersebut tidak akan selalu cukup. Seiring dengan perkembangan perangkat jaringan, Cisco mengembangkan fitur yang bisa berfungsi sebagai salah satu pengaman jaringan, yakni Access List.

IV. Alat dan Bahan

1. Dalam Virtual
  a. Router
  b. Switch
  c. PC
2. Bentuk Fisik
  a. Komputer atau laptop yang sudah terinstall Cisco Packet Tracer.

V. Standar Operasional Prosedur

1. Berdo’a sebelum melakukan pekerjaan.
2. Memakai pakaian kerja.
3. Melakukan pekerjaan sesuai rencana.
4. Tidak mengubah fokus ketika sedang bekerja.
5. Melakukan pekerjaan hingga selesai.
6. Berdo’a selesai melakukan pekerjaan.

VI. Tahap Pelaksanaan

1. Topologi Jaringan


2. Langkah Kerja

1. Pertama-tama kita  pastikan pengaturan IP dari Laptop Client sudah sama seperti topologi di atas. Gunakan IP dari interface router yang satu jaringan dengan Laptop sebagai Gateway.
Ini Laptop 1.
 Lalu yang ini Laptop 2.

2. Kemudian selanjutnya kita pastika seluruh jaringan bisa saling terkomunikasi. Untuk hal ini kita harus konfigurasi Routing. Kalau milik saya menggunakan Routing Protocol OSPF. Berikut ini syntaxnya sekaligus setting IP Router-nya.

Router 1 :
enable
conf term
int fa0/0
ip add 192.168.1.254 255.255.255.0
no shut
int fa1/0
ip add 12.12.12.1 255.255.255.0
no shut
int lo1
ip add 172.16.1.1 255.255.255.0
int lo2
ip add 172.16.2.2 255.255.255.0
exit
router ospf 10
network 192.168.1.0 0.0.0.255 area 0
network 12.12.12.0 0.0.0.255 area 0
network 172.16.1.0 0.0.0.255 area 0
network 172.16.2.0 0.0.0.255 area 0

Router 2

enable
conf term
int fa0/0
ip add 192.168.2.254 255.255.255.0
no shut
int fa1/0
ip add 12.12.12.2 255.255.255.0
no shut
int lo1
ip add 172.16.3.3 255.255.255.0
int lo2
ip add 172.16.4.4 255.255.255.0
exit
router ospf 10
network 192.168.2.0 0.0.0.255 area 0
network 12.12.12.0 0.0.0.255 area 0
network 172.16.3.0 0.0.0.255 area 0
network 172.16.4.0 0.0.0.255 area 0

Jika sudah benar Routingnya maka seharusnya antara Laptop 1 ke Laptop 2 bisa tersambung.

3. Lalu untuk selanjutnya kita bisa langsung ke tahap pengaturan ACL. Untuk pengaturan ACL yang akan saya konfigurasi adalah sebagai berikut ini :

  • Laptop 1 di deny dengan network 192.168.2.0
  • Network 172.16.1.0 (loopback1 router 1) di deny dengan network 192.168.2.0
  • Lalu izinkan pengaturan lainnya.
Berikut ini pengaturannya :
access-list 1 deny host 192.168.1.1
access-list 1 deny 172.16.1.0 0.0.0.255
access-list 1 permit any
int fa0/0
ip access-group 1 out
Selanjutnya langsung kita coba ping dari Laptop 1 (192.168.1.1) menuju 192.168.2.1. Maka hasilnya akan gagal seperti ini. 


Karena tadi yang dimasukkan ke dalam pengaturan ACL adalah IP Host saja, jika kita mengubah IP dari Laptop 1 maka kita akan bisa melakukan ping lagi. 
Untuk pengujian Network Loopback kita bisa melakukan spesifik ping seperti ini.

VII. Hasil dan Kesimpulan

Dengan ini sudah berhasil konfigurasi ACL Standar untuk meblokir akses koneksi saja dari suatu jaringan atau suatu PC. Untuk spesifik Port dan layanan spesifik kita harus menggunakan ACL Extended.
Read More

Wednesday 20 July 2016

Simulasi Konfigurasi Router Dinamik Routing OSPF melalui CLI pada Cisco Packet Tracer

Leave a Comment

I. Pengertian 

OSPF (Open Shortest Path First) merupakan sebuah routing protokol berjenis IGRP (InteriorGateway Routing Protocol) yang hanya dapat bekerja dalam jaringan internal suatu ogranisasi atau perusahaan. Jaringan internal maksudnya adalah jaringan di mana Anda masih memiliki hak untuk menggunakan, mengatur, dan memodifikasinya. Atau dengan kata lain, Anda masih memiliki hak administrasi terhadap jaringan tersebut. Jika Anda sudah tidak memiliki hak untuk menggunakan dan mengaturnya, maka jaringan tersebut dapat dikategorikan sebagai jaringan eksternal.
Selain itu, OSPF juga merupakan routing protokol yang berstandar terbuka. Maksudnya adalah routing protokol ini bukan ciptaan dari vendor manapun. Dengan demikian, siapapun dapat menggunakannya, perangkat manapun dapat kompatibel dengannya, dan di manapun routing protokol ini dapat diimplementasikan. OSPF merupakan routing protokol yang menggunakan konsep hirarki routing, artinya OSPF membagi-bagi jaringan menjadi beberapa tingkatan. Tingkatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan area.

II. Manfaat dan Tujuan

  1. Memahami konsep Routing Dinamis OSPF.
  2. Konfigurasi Routing Dinamis OSPF untuk menyambungkan beda jaringan.

III. Latar Belakang

Seiring dengan semakin berkembangnya jaringan komputer di dunia, maka semakin banyak juga jaringan komputer yang terbentuk di dunia. Maka akan semakin banyak pula jaringan yang terbuat, maka dari itu diperlukan suatu perangkat yang mana bisa membuat jalan antara masing-masing jaringan bisa saling terhubung. Lalu munculah Router yang mana mampu mengatasi permasalahan tersebut sehingga terjalin jaringan-jaringan yang terintegrasi dan saling terhubung antar satu sama lain. Dalam bekerja, router masih memerlukan sesuatu yang dinamakan routing protocol yang mana merupakan pengaturan dari router itu sendiri yang berisi tentang langkah-langkah bagaimana router dapat menghubungkan jaringan-jaringan yang tersedia (logaritma menghubungkan jaringan).

IV. Alat dan Bahan

  1. Dalam Virtual
    1. Router 
    2. PC
    3. Switch
  2. Perangkat Fisik
    1. Komputer atau Laptop yang sudah terinstall Cisco Packet Tracer.

V. Tahap Pelaksanaan

Pengaturan Dasar

1. Topologi Jaringan
2. Setelah itu seting semua IP address agar menjadi sama seperti pada saat menjadi

Konfigurasi 

1. Setelah semua pengaturan dasar selesai, maka selanjutnya kita masuk ke pengaturan routing ospf. Langsung saja pada Router 1 pengaturannya adalah sebagai berikut ini :
Lalu untuk yang ini pengaturan pada Router 2 :
2. Setelah selesai, selanjutnya langsung saja kita uji koneksi antar client dengan menggunakan ping. Untuk yang ini screenshot saya ping dari ip client router 1 menuju ip client router 2.
Kita juga bisa menggunakan tracert untuk melihat route ip address yang dilewati selama routing. 
3. Untuk tahap selanjutnya, kita bisa mengecek hasil pengaturan routing yang kita buat tadi dengan perintah show ip route.
4. kita juga bisa melihat list hop ip address sekitar dengan perintah show ip ospf neighbor.
5. kita juga dapat melihat list data routing ospf yang tersimpan dalam satu area ospf kita bisa menggunakan perintah show op ospf database.
Hasilnya akan seperti ini.

VI. Hasil dan Kesimpulan

Dengan ini berhasil konfigurasi routing OSPF untuk menyambungkan beberapa jaringan secara dinamik cukup dengan mengadvertise jaringan yang terkoneksi secara langsung. Untuk jangka panjang Routing tipe ini akan cukup efisien ketika terjadi penambahan jaringan kita cukup mengadvertise jaringa yang sudah kita tambahkan tadi tanpa perlu mengubah pengaturan pada Router lain.

VII. Referensi

Read More