Friday 15 July 2016

Instalasi dan Konfigurasi DNS Server Debian 8.5

Leave a Comment

Pengertian 

DNS (Domain Name System, bahasa Indonesia: Sistem Penamaan Domain) adalah sebuah sistem yang menyimpan informasi tentang nama host maupun nama domain dalam bentuk basis data tersebar (distributed database) di dalam jaringan komputer, misalkan: Internet. DNS menyediakan alamat IP untuk setiap nama host dan mendata setiap server transmisi surat (mail exchange server) yang menerima surat elektronik (email) untuk setiap domain.
DNS menyediakan servis yang cukup penting untuk Internet, bilamana perangkat keras komputer dan jaringan bekerja dengan alamat IP untuk mengerjakan tugas seperti pengalamatan dan penjaluran (routing), manusia pada umumnya lebih memilih untuk menggunakan nama host dan nama domain, contohnya adalah penunjukan sumber universal (URL) dan alamat e-mail. DNS menghubungkan kebutuhan ini.Latar Belakang 
Seiring dengan perkembangan komputer dan perangkat sejenisnya. Maka sekarang ini cukup jarang penggunaan media konvensional yang mayoritas terlalu banyak menguras sumber daya, karenanya kebanyakan orang beralih ke media elektronik yang lebih simpel dan tidak banyak menguras sumber daya. Meski begitu antara media satu dengan lainnya masihlah belum terhubung sepenuhnya, sehingga untuk pertukaran informasi masihlah cukup sulit dilakukan tanpa Program tambahan. Terlebih lagi dengan adanya jenis teknologi yang berbeda antara masing-masing media, seperti perbedaan platform, hardware dan sebagainya. Maka dari itulah diperlukan protokol yang bisa digunakan sebagai jalan agar antar media ini dapat saling terhubung, salah satunya adalah protokol yang ditawarkan FTP Server. FTP Server ini  berfungsi menghubungkan penyimpanan antara satu host ke host lainnya sehingga dapat saling bertukar data berupa file dan sejenisnya.

Persiapan Alat dan Bahan

  1. Komputer Server yang terinstall Debian Server baik sebagai sistem operasi dasar atau di dalam VM.
  2. Komputer atau laptop admin yang akan digunakan untuk remote ketika konfigurasi dan menginstal Samba Server.

Tahap Pelaksanaan

1. Pertama-tama masuk ke Debian yang akan diinstall DNS Server. Tentunya dengan menggunakan user root.
2. Setelah itu kita install daemon untuk DNS Server, yakni bind9. Syntaxnya apt-get install bind9
3. Setelah terinstall kita langsung masuk ke konfigurasi. Untuk kemudahan konfigurasi, kita masuk ke folder letak file-file konfigurasi dulu.
4. Lalu file yang pertama diedit adalah named.conf.local
File ini berisi pengaturan zone untuk DNS.
5.    Selanjutnya masukkan syntax tambahan berikut ini di bawahnya:
zone “smkn1kediri-lucky.sch.id” {
type master;
file “/etc/bind/db.forward”;
};
zone “107.168.192.in-addr.arpa” {
type master;
file “/etc/bind/db.reverse”;
};


Keterangan:
•    zone “smkn1kediri-lucky.sch.id” {
Merupakan awal dari zona smkn1kediri-lucky.sch.id. Segala sesuatu yang berhubungan dengan zona smkn1kediri-lucky.sch.id harus ditulis di dalam tanda kurung kurawal ( {.....} ) dalam artian pengaturan dan detail properties dari Zona tersebut.
•    type master;
Baris ini untuk deklarasi bahwa server menjadi primary atau master NS. Jika anda ingin membangun Secondary NS perintahnya menjadi type slave;
Untuk Caching NS perintahnya menjadi type hint;
•    file "/etc/bind/db.forward”;
Mendefinisikan nama file record (forward) dari zona lucky.com.
    };
Akhir dari sebuah zona selalu ditutup dengan };
•    zone “107.168.192.in-addr.arpa” {
•    Awal dari zona reverse. Merupakan kebalikan network address dari zona smkn1kediri-lucky.sch.id. Network address smkn1kediri-lucky.sch.id adalah 192.168.107.0, ambil 3 oktet terdepan kemudian tulis terbalik menjadi 107.168.192 kemudian ditambahkan in-addr.arpa maka hasilnya menjadi 107.168.192.in-addr.arpa. bedanya untuk yang file “/etc/bind/db.reverse”; itu mendefinisikan nama file record (reverse) dari zona 107.168.192.in-addr.arpa.
•    Sisanya sama dengan yang sebelumnya.
6. Selanjutnya kita mensetting pengaturan untuk daftar DNS Forwarder dan DNS Reverse. Pertama-tama kita copy file untuk konfigurasi DNS Forwarder dari file db.local.
Kemudian untuk konfigurasi DNS Reverse mengkopi dari file db.127.
7. Lalu kita edit file dari DNS Forwarder.
Sesuaikan menjadi seperti ini. Untuk yang ini pengaturan untuk domain smkn1kediri-lucky.sch.id, lalu untuk ip nameservernya 192.168.107.10, ip untuk web server 192.168.107.2, ip untuk email server 192.168.107.3, lalu untuk ftp server sama dengan web server, terakhir portal memiliki ip 192.168.107.5.


Keterangan :
Parameter
Keterangan
@
Bagian ini merupakan zona (domain) yang telah didefinisikan di file named.conf.local.
Dalam hal ini @ adalah smkn1kediri-lucky.sch.id. Kita juga dapat menggantikan simbol @ dengan smkn1kediri-lucky.sch.id.
SOA
(Start Of Authority)

Sebagai tanda dari awal zone dan mendefinisikan parameter yang berhubungan (mempengaruhi) seluruh zona
NS (Name Server)
Menentukan DNS Server yang bertanggung jawab menangani domain
A
(Address)
Memetakan hostname ke IP
PTR
(Pointer)
Memetakan IP ke Hostname
MX
(Mail Exchanger)
Menentukan mail server yang digunakan oleh domain
CNAME
(Canonical Name)
Merupakan nama alias dari nama host
(misal : smkn1kediri-lucky.sch.id merupakan CNAME dari smkn1kediri-lucky.sch.id)
2          ; Serial
Nomor seri dari berkas zona,yang akan digunakan jika kita membuat DNS
Master da Slave. Jika nomor seri di DNS Master lebih besar dari DNS
Slave,maka DNS Master akan mentransfer seluruh pengaturan zona ke
DNS Slave. (setiap melakukan perubahan nomor serial harus dinaikkan) Sebenarnya serial boleh ditulis dengan angka biasa,tetapi pada umumnya admin lebih sering menggunakan tanggal dengan format
YYYYMMDDhhmm untuk memudahkan mengingat terakhir konfigurasi.
604800 ; Refresh
Mendeklarasikan selang waktu ( dalam detik ) yang diperlukan oleh DNS
Slave untuk melakukan pengecekan terhadap perubahan file zona di DNS Master.Secondary server akan melakukan pengecekan serial number untuk mengetahui apakah ada perubahan file zona. Jika ada perubahan serial maka dilakukan zona transfer ( copy file ).
86400 ; Retry
Menentukan berapa lama ( dalam detik ) secondary server menunggu  untuk  mengulangi pengecekan terhadap primary server apabila primary server tidak memberikan respon pada saat proses Refresh. Jangan menggunakan nilai retry yang terlalu kecil karena pengulangan dalam waktu singkat tidak menghasilkan apa-apa.
2419200             ; Expire
Menentukan berapa lama  file zona dipertahankan pada secondary server apabila secondary server tidak dapat melakukan zona refresh. Apabila setelah masa expire, secondary server tidak dapat melakukan zona refresh maka secondary server akan menghapus file zona miliknya.Sebaiknya nilai expire cukup besar ( lebih dari 30 hari ) .
604800 )             ;
Negative Cache TTL

Waktu (detik) yang akan menentukan lamanya informasi negatif disimpan di dalam cache server. Misalnya apabila server kita memberitahukan bahwa tidak ada host tkj.smkn1kediri.edu,maka informasi ini akan disimpan di dalam cache server DNS
Beberapa keterangan akan digunakan pada konfigurasi DNS reverse nanti.
8. Untuk selanjutnya kita mengedit file yang akan digunakan untuk DNS Reverse.

Sesuaikan pengaturannya seperti ini. Untuk Reverse kita cuma perlu mendeklarasikan NS kemudian setelah itu cuma memberi pengaturan Pointer untuk mengarahkan ip-ip dari sub domain server seperti ini.
9. Setelah itu kita mengatur pengaturan perangkat jaringan dari server agar mendapatkan ip DNS sama seperti yang kita setting tadi. Caranya kita edit file resolv.conf berada pada direktori /etc/.
Ubah isi file menjadi seperti ini. Ip di bawah ini merupakan ip dari DNS Server, lalu untuk domainnya sesuaikan dengan domain jaringan PC server.
Jika terkoneksi dengan internet, tambahkan juga ip DNS dari ISP.
Lalu sesuaikan juga pengaturan jaringan. Untuk yang dibawah ini saya menggunakan IP Alias tambahan untuk sub domain yang lain.
10. Lalu terakhir restart semua service yang berkaitan.

11. Tambahkan juga pengaturan DNS server di client jika terkoneksi dalam satu jaringan. Namun jika DHCP melewati mikrotik atau router, maka kita harus memasukkan IP DNS Server kita pada pihak yang membuat server DHCP. Untuk yang ini merupakan contohnya melalui Router. Kita tambahkan list DNS pada static mode agar dapat menampung multi server DNS.
12. Jika sudah berhasil maka seharusnya domain bisa diakses melalui domain name atau URL nya seperti ini.


Hasil dan Kesimpulan

Dengan ini DNS Server pada Debian sudah terintstall dan dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan. Untuk penambahan domain tinggal menyesuaikan dengan virtual host yang akan dibuat. Setelah itu tinggal memasukkannya ke dalam pengaturan DNS forwarder dan DNS Reverse. Dengan ini apabila ada client yang ingin mengakses Server yang kita buat, Client tersebut tidak perlu memasukkan ip lagi namun cukup memasukkan domain yang sudah kita buat dan langsung mengetikkan URL tersebut di Browser atau aplikasi pengakses lainnya sesuai protokol yang diakses.

Referensi

If You Enjoyed This, Take 5 Seconds To Share It

0 comments:

Post a Comment