Saturday 30 July 2016

Simulasi Routing OSPF Multi Area Pada Router IOS (Cisco) di GNS3

Leave a Comment
Assalamulaikum Wr. Wb.
     Halo teman-teman, pada kesempatan kali ini saya akan berbagi tentang bagaimana cara untuk melakukan konfigurasi routing OSPF  multi area pada router Cisco. Sebelum kita langsung ke konfigurasinya, sebaiknya teman-teman terlebih dahulu membaca postingan saya sebelumnya di sini agar tidak bingung nantinya saat konfigurasi multi area.  

A. Pengertian

     Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol routing otomatis (Dynamic Routing) yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan informasi routing antar network mengikuti setiap perubahan jaringan secara dinamis. Pada OSPF dikenal sebuah istilah Autonomus System (AS) yaitu sebuah gabungan dari beberapa jaringan yang sifatnya routing dan memiliki kesamaan metode serta policy pengaturan network, yang semuanya dapat dikendalikan oleh network administrator. Dan memang kebanyakan fitur ini diguakan untuk management dalam skala jaringan yang sangat besar. Oleh karena itu untuk mempermudah penambahan informasi routing dan meminimalisir kesalahan distribusi informasi routing, maka OSPF bisa menjadi sebuah solusi.

    OSPF termasuk di dalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol) yang memiliki  kemapuan Link-State dan Alogaritma Djikstra yang jauh lebih efisien dibandingkan protokol IGP yang lain. Dalam operasinya OSPF menggunakan protokol sendiri yaitu protokol 89.

Cara Kerja OSPF

Berikut adalah sedikit gambaran mengenai prinsip kerja dari OSPF:

  • Setiap router membuat Link State Packet (LSP)
  • Kemudian LSP didistribusikan ke semua neighbour menggunakan Link State Advertisement (LSA) type 1 dan menentukan DR dan BDR dalam 1 Area.
  • Masing-masing router menghitung jalur terpendek (Shortest Path) ke semua neighbour berdasarkan cost routing.
  • Jika ada perbedaan atau perubahan tabel routing, router akan mengirimkan LSP  ke DR dan BDR melalui alamat multicast 224.0.0.6
  • LSP akan didistribusikan oleh DR ke router neighbour lain dalam 1 area sehingga semua router neighbour akan melakukan perhitungan ulang jalur terpendek.

Konfigurasi OSPF - Backbone Area

OPSF merupakan protokol routing yang menggunakan konsep hirarki routing, dengan kata lain OSPF mampu membagi-bagi jaringan menjadi beberpa tingkatan. Tingakatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan yaitu area.

OSPF memiliki beberapa tipe area diantaranya:

  • Bakcbone - Area 0 (Area ID 0.0.0.0) -> Bertanggung jawab mendistribusikan informasi routing antara non-backbone area. Semua sub-Area HARUS terhubung dengan backbone secara logikal.
  • Standart/Default Area -> Merupakan sub-Area dari Area 0. Area ini menerima LSA intra-area dan inter-area dar ABR yang terhubung dengan area 0 (Backbone area).
  • Stub Area -> Area yang paling "ujung". Area ini tidak menerima advertise external route (digantikan default area).
  • Not So Stubby Area -> Stub Area yang tidak menerima external route (digantikan default route) dari area lain tetapi masih bisa mendapatkan external route dari router yang masih dalam 1 area.


B. Latar Belakang

Dalam mengkoneksikan antar jaringan yang berbeda, OSPF mempunyai beberapa area yang bisa kita gunakan. Akan tetapi pada saat konfigurasi routing Multi area OSPF, kita harus membuat area yang dinamakan area 0 atau biasa disebut dengan area Backbone. Area backbone ini bisa kita gambarkan sebagai induk dari area-area yang lain yang dapat dibuat oleh OSPF. Kenapa harus ada multi area ? , karena sifat dari protokol Link State adalah dia akan melist seluruh / menayakan kepada seluruh router dan mensinkronkan databasenya antar router 1 dengan yang lain. Bagaimana kalau terdapat banyak sekali client yang terhubung pada satu area ?, jika terdapat banyak client yang terhubung hanya pada satu area saja pada routing OSPF, maka yang akan terjadi adalah router akan sangat terbebani dan tidak bisa optimal. Maka dari permasalahan itulah dibuatlah multi area pada OSPF, agar router tidak akan merasa terbebani.


C. Persiapan Software dan Hardware

  • Seperangkat Komputer PC / Laptop
  • Aplikasi GNS3


D. Maksud dan Tujuan

    Kegiatan ini bermaksud untuk melatih kita melakukan konfigurasi routing dinamis OSPF pada sistem operasi IOS dan dapat menganalisis bagaimana cara kerja dari OSPF ini. Untuk tujuan utama kegiatan ini adalah untuk menghubungkan antar jaringan yang berbeda network menggunakan routing protocol OSPF.

E. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

1. Hidupkan komputer anda dan bukalah aplikasi GNS3 
 

2. Untuk praktik routing ospf multi area kali ini, saya akan menggunakan 5 router dan 2 PC. Untuk topologinya dan perencanaan pemberian ipnya, buatlah seperti pada gambar di bawah ini. Bedanya dengan single area adalah pada topologi ini ada salah satu router (R3) yang bertindak sebagai Bourder Router, yaitu router yang didalamnya terdapat lebih dari satu area.

3. Untuk memudahkan cara menghidupkan perangkat-perangkat anda, blok semua perangkat anda --> kemudian klik pada tombol "Start" untuk menghidupkannya.

 

4. Selanjutnya untuk melakukan pengaturannya, kita harus membukanya dengan consolenya. untuk membuka console, klik kanan pada perangkat anda --> kemudian pilih "Custome console". 

5. Pada bagian "Choose a predefined command" saya atur dengan Mate Terminal, dikarenakan saya menggunakan Linux Mint 18 "Sarah" Mate. Kemudian klik "OK" untuk menerapkannya.

6. Selanjutnya akan muncul jendela pengaturan dari perangkat-perangkat kita dengan bentuk terminal.


7. Untuk konfigurasinya, langkah pertama yang kita lakukan adalah melakukan konfigurasi IP pada setiap perangkat sesuai dengan topologi yang telah kita buat. Berikut adalah konfigurasinya untuk setiap perangkatnya.

#############Pengaturan Pada PC1###############
PC1> ip 10.10.10.2/24 10.10.10.1

############Pengaturan Pada Router1############## 
R1#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
R1(config)#int lo0 
R1(config-if)#ip addr 1.1.1.1 255.255.255.255
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#ex
R1(config)#
R1(config)#int fa0/1
R1(config-if)#ip addr 10.10.10.1 255.255.255.0
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#ex
R1(config)#
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#ip addr 10.10.20.1 255.255.255.0
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#ex
R1(config)#

############Pengaturan Pada Router2############## 
R2#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
R2(config)#int lo0 
R2(config-if)#ip addr 2.2.2.2 255.255.255.255
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ex
R2(config)#
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#ip addr 10.10.20.2 255.255.255.0
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ex
R2(config)#
R2(config)#int fa0/1
R2(config-if)#ip addr 10.10.30.2 255.255.255.0
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ex
R2(config)#

############Pengaturan Pada Router3##############
R3#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
R3(config)#int lo0
R3(config-if)#ip addr 3.3.3.3 255.255.255.255
R3(config-if)#no sh
R3(config-if)#ex
R3(config)#
R3(config)#int fa0/1
R3(config-if)#ip addr 10.10.30.1 255.255.255.0
R3(config-if)#no sh
R3(config-if)#ex
R3(config)#
R3(config)#int fa0/0
R3(config-if)#ip addr 10.10.40.1 255.255.255.0
R3(config-if)#no sh
R3(config-if)#ex
R3(config)#

############Pengaturan Pada Router4##############
R4#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
R4(config)#int lo0
R4(config-if)#ip addr 4.4.4.4 255.255.255.255
R4(config-if)#no sh
R4(config-if)#ex
R4(config)#
R4(config)#int fa0/0
R4(config-if)#ip addr 10.10.40.2 255.255.255.0
R4(config-if)#no sh
R4(config-if)#ex
R4(config)#
R4(config)#int fa0/1
R4(config-if)#ip addr 10.10.50.2 255.255.255.0
R4(config-if)#no sh
R4(config-if)#ex
R4(config)#

############Pengaturan Pada Router5############## 
R5#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
R5(config)#int lo0
R5(config-if)#ip addr 5.5.5.5 255.255.255.255
R5(config-if)#no sh
R5(config-if)#ex
R5(config)#
R5(config)#int fa0/1
R5(config-if)#ip addr 10.10.50.1 255.255.255.0
R5(config-if)#no sh
R5(config-if)#ex
R5(config)#
R5(config)#int fa0/0
R5(config-if)#ip addr 10.10.60.1 255.255.255.0
R5(config-if)#no sh
R5(config-if)#ex

#############Pengaturan Pada PC1############### 
PC2> ip 10.10.60.2/24 10.10.60.1 

8. Setelah semua konfigurasi IP pada tiap perangkat telah selesai dan dirasa sudah benar, barulah selanjutnya kita melakukan routing OSPF untuk menghubungkan jaringan-jaringan yang berbeda tersebut. Untuk routingnya, kita harus mengkonfigurasikannya pada tiap-tiap router. Berikut ini adalah konfigurasinya :

#############Routing Pada Router1############### 
R1(config)#router ospf 20
R1(config-router)#network 1.1.1.1 0.0.0.0 area 0
R1(config-router)#network 10.10.10.0 0.0.0.255 area 0
R1(config-router)#network 10.10.20.0 0.0.0.255 area 0
R1(config-router)#

#############Routing Pada Router2############### 
R2(config)#router ospf 20
R2(config-router)#network 2.2.2.2 0.0.0.0 area 0
R2(config-router)#network 10.10.20.0 0.0.0.255 area 0
R2(config-router)#network 10.10.30.0 0.0.0.255 area 0
R2(config-router)#

#############Routing Pada Router3############### 
R3(config)#router ospf 20
R3(config-router)#network 3.3.3.3 0.0.0.0 area 0
R3(config-router)#network 10.10.30.0 0.0.0.255 area 0
R3(config-router)#network 10.10.40.0 0.0.0.255 area 10
R3(config-router)#

#############Routing Pada Router4############### 
R4(config)#router ospf 20
R4(config-router)#network 4.4.4.4 0.0.0.0 area 10
R4(config-router)#network 10.10.40.0 0.0.0.255 area 10
R4(config-router)#network 10.10.50.0 0.0.0.255 area 10
R4(config-router)#

#############Routing Pada Router5############### 
R5(config)#router ospf 20
R5(config-router)#network 5.5.5.5 0.0.0.0 area 10
R5(config-router)#network 10.10.50.0 0.0.0.255 area 10
R5(config-router)#network 10.10.60.0 0.0.0.255 area 10
R5(config-router)#


9. Untuk melihat daftar ip-ip router yang terkoneksi ke router kita, kita dapat mengeceknya dengan mengetikkan perintah "show ip ospf database" pada Privilege mode atau anda dapat menambahkan syntax "do" didepan perintah tersebut jika anda tiadk berda pada mode privillege.
 
Pada R1
 
Pada R5
 
Pada R3
 
Pada R3
 
Pada R3

Dari database-database diatas dapat di atas dapat kita simpulkan bahwa router yang terdapat pada area 0 hanya akan mendata router-router yang terdapat pada area tersebut. Begitu juga pada router area 10, dia hanya akan mendata router-router yang berada pada area tersebut. Sedangakn untuk router yang berperan sebgai router (R3) atau bisa dibilang penghubung antara area 0 dan area 10, dia akan mendata meua router yang terdapat pada kedua area tersebut.

10. Sedangkan untuk melihat rute dari routing kita, kita dapat melihatnya dengan mengetikkan perintah "show ip route" pada Privilege mode. Jika terdapat Huruf "O" didepan routingnya, itu berarti routing dari protocol OSPF pada satu area. Sedangkan jika terdapat huruf "O IA", itu berarti routing dari protocol OSPF yang ke beda area.
 

11. Selanjutnya cobalah buka pada konfigurasi R3 dant ketikkan perintah "show ip ospf" pada mode privilege. Jika anda berada pada mode lain, anda dapat menambahkan syntax "do" didepannya. contoh "do show ip ospf", dari sini terdapat keterangan "it is an area border router" yang berarti router 3 ini berperan sebagai border router (dalam 1 router terapat lebih dari 1 area).

12. Untuk menguji koneksi antar jaringan berbeda sudah terkoneksi atau belum, kita coba lakukan ping dari PC1 ke PC2 dan PC2 ke PC1. Jika ping berhasil, maka konfigurasi routing OSPF ini telah berhasil.

Ping dari PC1 ke PC2

 
Ping dari PC2 ke PC1

F. Referensi

+http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=154
+Ebook : MODUL CISCO IDN.pdf
+Presentasi dari Om Danu Wiyoto.

G. Hasil dan Kesimpulan
     Dengan adanya router OSPF multi area ini, router tidak akan merasa terbebani karena router tersebut hanya akan mendata router-router yang berada pada areanya saja.


Read More

Friday 29 July 2016

Simulasi Routing BGP Pada Router Cisco di GNS3

Leave a Comment
Assalamulaikum Wr. Wb.
     Hai teman-teman, kali ini saya akan berbagi tentang bagaimana caranya untuk melakukan routing BGP pada perangkat router cisco di GNS3. Sebelum kita melakukan routingnya, lebih baik teman-teman membaca pengertian dari routing BGP di bawah ini.

A. Pengertian

     Border Gateway Protocol disingkat BGP adalah inti dari protokol routing Internet. Protocol ini yang menjadi backbone dari jaringan Internet dunia. BGP adalah protokol routing inti dari Internet yg digunakan untuk melakukan pertukaran informasi routing antar jaringan. BGP dijelaskan dalam RFC 4271. RFC 4276 menjelaskan implementasi report pada BGP-4, RFC 4277 menjelaskan hasil ujicoba penggunaan BGP-4. Ia bekerja dengan cara memetakan sebuah tabel IP network yang menunjuk ke jaringan yg dapat dicapai antar Autonomous System (AS). Hal ini digambarkan sebagai sebuah protokol path vector. BGP tidak menggunakan metrik IGP (Interior Gateway Protocol) tradisional, tapi membuat routing decision berdasarkan path, network policies, dan atau ruleset. BGP versi 4 masih digunakan hingga saat ini . BGP mendukung Class Inter-Domain Routing dan menggunakan route aggregation untuk mengurangi ukuran tabel routing. sejak tahun 1994, BGP-4 telah digunakan di Internet. semua versi dibawahnya sudah tidak digunakan. BGP diciptakan untuk menggantikan protokol routing EGP yang mengizinkan routing secara tersebar sehingga tidak harus mengacu pada satu jaringan backbone saja.

Karakteristik BGP
  • Menggunakan algoritma routing distance vektor.Algoritma routing distance vector secara periodik menyalin table routing dari router ke router. Perubahan table routing di update antar router yang saling berhubungan pada saat terjadi perubahan topologi.
  • Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client.
  • Digunakan untuk merutekan trafik internet antar autonomous system.
  • BGP adalah Path Vector routing protocol.Dalam proses menentukan rute-rute terbaiknya selalu mengacu kepada path yang terbaik dan terpilih yang didapatnya dari router BGP yang lainnya.
  • Router BGP membangun dan menjaga koneksi antar-peer menggunakan port nomor 179.
  • Koneksi antar-peer dijaga dengan menggunakan sinyal keepalive secara periodik.
  • Metrik (atribut) untuk menentukan rute terbaik sangat kompleks dan dapat dimodifikasi dengan fleksibel.
  • BGP memiliki routing table sendiri yang biasanya memuat prefiks-prefiks routing yang diterimanya dari router BGP lain

Mengapa BGP?
      BGP memiliki kemampuan untuk mengontrol dan mengatur trafik-trafik dari sumber berbeda di dalam network multi-home (tersambung ke lebih dari 1 ISP/Internet Service Provider). Tujuan utama BGP adalah untuk memperkenalkan kepada publik di luar network (upsteram provider atau peer) tentang rute atau porsi spasi address yang dimiliki dengan “meminta izin” membawa data ke suatu spasi address tujuan (meng-advertise).
Salah satu kelemahan yang mungkin dihadapi oleh BGP routing adalah ia mempublikasikan rute yang tidak diketahui bagaimana cara mencapainya. Ini dinamakan black-holing, yaitu melakukan advertise, atau meminta izin untuk membawa data, tetapi beberapa bagian spasi address adalah milik orang lain, akibatnya proses advertise malah menyulitkan.

Internet tanpa BGP
     Kemungkinan yang harus ditempuh tanpa melibatkan BGP ke provider:
Harus membuat rute default ke upstream provider, dan semua paket non-lokal diantarkan melalui interface yang ditetapkan oleh rute tersebut.
Provider akan menerapkan rute-rute statis ke network kita, dan mendistribusi ulang rute tersebut melalui IGP mereka. Dari IGP, selanjutnya bisa juga diredistribusikan ke BGP.
     Dengan BGP, provider akan memberi kita semua rute yang mereka miliki, dan berusaha “mendengarkan” setiap announcement rute-rute yang kita miliki untuk kemudian meredistribusikannya ke peer-peer atau customer tujuan.

Hubungan BGP Neighbor

     Arisitektur Internet sebenarnya tersusun atas AS-AS yang saling terkoneksi. Router yang berkomunikasi langsung melalui BGP dikenal sebagai BGP speaker. Beberapa BGP speaker dapat ditempatkan pada AS yang sama atau AS yang berbeda. Dalam masing-masing AS ini, BGP speaker berkomunikasi satu sama lain untuk melakukan pertukaran informasi reachabilitas network berdasarkan set-set policy yang dibangun dalam AS-AS.

Beberapa versi BGP

BGP versi 1
  • Ukuran message 8 – 1024 byte.
  • Terdapat 8 bit field Direction yang menandkan arah yang diambil oleh informasi routing.
  • Lima kemungkinan field Direction: Up, Down, Horizontal, EGP-derived information, Incomplete

BGP versi 2
  • Ukuran message 19 – 4096 byte.
  • Menghilangkan konsep up, down, dan horizontal di antara AS-AS
  • Menambahkan konsep path-attribute.

BGP versi 3
  • Ukuran message 19 – 4096 byte
  • Mengklarifikasi prosedur pendistribusian rute-rute BGP di antara speaker-speaker dalam sebuah AS.
  • Meningkatkan restriksi terhadap penggunaan path attribute Next-hop

BGP versi 4
  • Ukuran message 19 – 4096 byte.
  • Path atribute AS telah dimodifikasi sehingga set AS-AS dapat digambarkan sebagaimana AS individual.
  • Inter-AS Metric path attribute telah didefinisikan ulang sebagai Multi-Exit Discriminator path attribute.
  • Local preference path attribute ditambahkan.
  • Aggregator path attribute ditambahkan.
  • Dukungan untuk CIDR (Classless Inter Domain Routing)


Ringkasan Operasi BGP
     Saat sebuah router BGP baru dibangun, peer-peer BGP dengan sendirinya melakukan pertukaran tabel routing yang mereka miliki, setelah itu peer-peer mengirim notifikasi atau pemberitauan berkaitan dengan perubahan yang terjadi pada tabel routing. Update message memberi informasi peer BGP hanya untuk satu path. Bila perubahan yang timbul mempengaruhi banyak path, maka multiupdate, message perlu dikirim.
     Setelah BGP menghimpun update-update routingnya dari beragam AS, protokol akan membuat keputusan untuk mengambil path spesifik untuk masing-masing rute tujuan. Biasanya hanya satu path yang dibutuhkan untuk mencapai satu tujuan. BGP menggunakan atribut path (path attribute) yang dilepas kepadanya melalui update message agar bisa menentukan satu path terbaik bagi setiap tujuan.

     Ada dua bentuk sistem koneksi transport protocol yang penting dimengerti. Mereka saling bertukar pesan (message) untuk membuka dan mengkonfirmasi parameter-parameter koneksi. Alur data awal yang dihasilkan tidak lain berupa keseluruhan tabel routing BGP, yang selanjutnya beberapa update penambahan dikirim sebagai perubahan pada tabel routing. BGP dalam hal ini tidak menuntut refresh secara periodik atas keseluruhan tabel routing. Oleh karena itu, BGP speaker harus memelihara versi terkini keseluruhan tabel routing BGP dari semua peer-nya selama durasi koneksi tertentu.

     Pesan KeepAlive dikirim secara periodik untuk memastikan kelancaran koneksi. Pesan Notification dikirim untuk merespon adanya error atau kondisi-kondisi khusus yang terjadi. Jika sebuah koneksi menemukan sebuah error, pesan Notification segera dikirim dan koneksi pun ditutup.

Perangkat Hardware & Software untuk Komunikasi BGP
     Perlengkapan yang dibutuhkan adalah router komersial seperti Cisco router dan Bay router atau klon-klon PC yang menjalankan Linux, BSD, atau varian Unix lainnya dibantu dengan program yang dinamakan gated untuk memanage BGP.

eBGP vs iBGP
BGP mensupport dua tipe pertukaran informasi routing:
  •     Pertukaran di antara AS-AS yang berbeda (external BGP atau eBGP)
  •     Pertukaran dalam satu AS tunggal (internal BGP atau iBGP)


      Sebuah sistem BGP berbagi informasi reachabilitas network dengan sistem-sitem BGP berdekatan lainnya yang dikenal dengan neighbor atau peer. Sistem BGP tersusun atas grup-grup (groups). Dalam sebuah grup BGP internal, semua peer anggota grup (internal peer) berada dalam AS yang sama. Grup internal menggunakan rute-rute dari IGP untuk memutuskan penyampaian atau forwarding address-adress. Mereka juga menyebarkan rute-rute eksternal di antara router-router internal lain yang menjalankan BGP internal, menghitung next hop dengan mengambil hop BGP yang diterima dengan rute, lalu memutuskannya menggunakan informasi yang diperoleh dari salah satu IGP.
eBGP dan iBGP saling berbagi protokol level dasar yang sama untuk bertukar rute dan juga berbagi algoritma. Namun eBGP digunakan untuk bertukar rute di antara AS yang berbeda, sedang iBGP digunakan untuk bertukar rute di antara AS yang sama. Dalam faktanya, iBGP termasuk salah satu “interior routing protocol” yang dapat digunakan untuk melakukan routing aktif dalam sebuah network.

     Perbedaan utama eBGP dan iBGP adalah bahwa eBGP tidak bosan-bosannya mencoba meng-advertise setiap rute BGP yang diketahui ke semua orang sehingga mungkin harus digunakan filter untuk menghentikannya. Sedang iBGP pada dasarnya cukup sulit bekerja karena iBGP tidak meredistribusi rute-rute. Speaker iBGP dalam lingkungan network harus melakukan peer dengan semua speaker iBGP lain untuk membuatnya dapat bekerja (routing mesh).

AS Number (ASN)
     ASN merupakan nomor unik yang mengidentifikasikan AS-AS. Nomor ini diatur oleh ARIN (Autonomous Number from The American Registry for Internet Numbers).
Kondisi yang harus dipenuhi untuk mendapatkan nomor AS:
Unique Routing Policy
Multi-homed Site

AS-Path
     Setiap kali sebuah rute disebarkan melalui BGP, ia akan diberi ‘perangko’ dengan sebuah nomor AS (AS number) dari router yang menyelenggarakannya. Rute ini bergerak dari satu AS ke AS lain sehingga membentuk sebuah alur atau path (AS-Path)
Kegunaan AS-Path:
  • Memberikan penelusuran diagnostik terhadap routing dalam sebuah network.
  • Merupakan salah satu nomor metric yang menetapkan bagimana rute-rute yang “didengar” melalui BGP dimasukkan ke dalam tabel routing IP.
  • Memungkinkan untuk melakukan routing policy, misalkan ketika kita ingin mengambil rute tertentu.

 BGP Message
  • Open: untuk membuat koneksi BGP di antara 2 sistem BGP
  • Update: untuk melakukan pertukaran informasi reachabilitas network.
  • KeepAlive: untuk menetapkan apakah sebuah link atau host fail atau tidak lagi eksis.
  • Notification: dikirim ketika kondisi error terdeteksi; menyebabkan sesi BGP dan koneksi TCP di antara sistem-sistem BGP akan ditutup.


B. Latar Belakang

     Dalam dunia bisnis, sebuah perusahaan seperti ISP akan memerlukan kerja sama dengan perusahaan dalam menjalankan bisnisnya, seperti meminta koneksi atau kerja sama-sama lainnya dalam membangun jaringan. Untuk menghubungkan kedua perusahaan tersebut pastinya memerlukan proses routing dari router ISP A ke ISP B bukan ?, nah bagaimana kalau kita menggunakan routing seperti OSPF untuk menghubungkan perusahaan tersebut?. Pastinya kalau kita menggunakan routing IGP seperti OSPF untuk menghubungkan kedua perusahaan tersebut, pasti perusahaan tersebut tidak akan mau. Ini dikarenakan, jika kita, menggunakan routing OSPF maka rahasia perusahaan bisa bocor ke perusahaan lain karena kita mengetahui ip dari perangkat-perangkat di perusahaan lain tersebut. Lalu bagaimana cara untuk mengatasinya ?, salah satu cara untuk mengatasinya adalah dengan menggunakan routing jenis EGP yaitu Border Gateway Protocol (BGP).
     Dengan protocol BGP ini kedua perusahaan tersebut bisa saling request koneksi, akan tetapi mereka tidak bisa melihat ip dari perangkat-perangkat yang terdapat di perusahaan lain. Dalam melakukan proses routing atau request koneksinya, kedua perusahaan tersebut cukup memberitahukan ip yang satu subnet atau satu jaringan dengan router pada perusahaan lain tersebut dan ASN (Autonomus System Number) dari routernya.

C. Persiapan Software dan Hardware
  •  Seperangkat komputer PC / Laptop
  • Aplikasi GNS3


D. Maksud dan Tujuan

     Keigatan ini bermaksudkan untuk memberi kita kita gambaran tentang cara kerja dan konfigurasi dari Border Gateway Protocol serta bertujuan untuk menghubungkan router atau jaringan yang sudah berbeda AS Number. 

E. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

1. Hidupkan komputer anda dan bukalah aplikasi GNS 3 anda.


2. Pada GNS3 masukkan 2 router yang nantinya akan kita gunakan untuk routing BGP dengan mengklik pada icon router --> pilih jenis routernya --> drag and drop router untuk menambahkannya.

3. Selanjutnya hubungkan kedua router dengan kabel yang tersedia di GNS3. Caranya klik pada icon kabel --> kemudian hubungkan antar interface router dengan kabel tersebut

4. Untuk memudahkan cara menghidupkan perangkat-perangkat anda, blok semua perangkat anda --> kemudian klik pada tombol "Start" untuk menghidupkannya.

5. Selanjutnya untuk melakukan pengaturannya, kita harus membukanya dengan consolenya. untuk membuka console, klik kanan pada perangkat anda --> kemudian pilih "Custome console".
 

6. Pada bagian "Choose a predefined command" saya atur dengan Mate Terminal, dikarenakan saya menggunakan Linux Mint 18 "Sarah" Mate. Kemudian klik "OK" untuk menerapkannya. 

7. Selanjutnya akan muncul jendela pengaturan dari perangkat-perangkat kita dengan bentuk terminal.

8. agar lebih mudah dalam konfigurasi kita nantinya, kita atur sekalian perencanaanpemberian ipnya dan keterangan-keterangan lain pada topologi kita seperti pada gambaar di bawah ini.

9. Untuk konfigurasinya, langkah pertama yang kita lakukan adalah melakukan konfigurasi IP pada setiap perangkat sesuai dengan topologi yang telah kita buat. Berikut adalah konfigurasinya untuk setiap perangkatnya

############Pengaturan Pada Router1##############
R1# conf t
R1(config)#int lo0   --> pindah ke pengaturan interface loopback
R1(config-if)#ip addr 1.1.1.1 255.255.255.255 --> mengatur ip interface loopback
R1(config-if)#no sh   --> menghidupkan interface
R1(config-if)#ex    --> keluar dari pengaturan interface
R1(config)#int fa0/0   --> pindah ke pengaturan interface fa0/0
R1(config-if)#ip addr 10.10.20.1 255.255.255.252 -->mengatur ip interface fa0/0
R1(config-if)#no sh --> menghidupkan interface
R1(config-if)#ex --> keluar dari pengaturan interface

R1(config)#

############Pengaturan Pada Router2##############

R2#conf t
R2(config)#int lo0
R2(config-if)#ip addr 2.2.2.2 255.255.255.255
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ex
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#ip addr 10.10.20.2 255.255.255.252
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ex
R2(config)#

10. Setelah semua konfigurasi IP pada tiap perangkat telah selesai dan dirasa sudah benar, barulah selanjutnya kita melakukan routing BGP untuk menghubungkan jaringan-jaringan yang berbeda tersebut. Untuk routingnya, kita harus mengkonfigurasikannya pada tiap-tiap router. Berikut ini adalah konfigurasinya :

#############Routing Pada Router1###############
R1(config)#router bgp 65100
R1(config-router)#neighbor 10.10.20.2 remote 65200
R1(config-router)#network 1.1.1.1 mask 255.255.255.255
R1(config-router)#

#############Routing Pada Router2###############
R2(config)#
R2(config)#router bgp 65200
R2(config-router)#neighbor 10.10.20.1 remote 65100
R2(config-router)#network 2.2.2.2 mask 255.255.255.255
R2(config-router)#

11. untuk melihat rute dari routing kita, kita dapat melihatnya dengan mengetikkan perintah "show ip route" pada Privilege mode. Jika terdapat Huruf "B" didepan routingnya, itu berarti routing dari protocol BGP.
 

12. Untuk menguji koneksi antar jaringan berbeda sudah terkoneksi atau belum, kita coba lakukan ping dari loopback Router1 ke Loopback Router2 dan loopback Router2 ke Loopback Router1. Jika ping berhasil, maka konfigurasi routing BGP anda telah berhasil. 
Dari Router 1 ke loopback Router 2
Dari Router 2 ke loopback Router 1


F. Referensi

+https://id.wikipedia.org/wiki/Border_Gateway_Protocol
+http://santekno.blogspot.co.id/2013/01/bgp-border-gateway-protocol.html#popup
+Presentasi dari Om Danu Wiyoto.

G. Hasil dan Kesimpulan

     Dengan melakukan routing BGP ini, kita dapat menghubungkan router jaringan yang sudah berbeda AS Number.


     Sekian dari saya, mohon maaf sebesar-besarnya jika terdapat banyak kesalahan dalam postingan saya ^-^ 

Wassalamualikum Wr. Wb.
Read More