Saturday 30 July 2016

Simulasi Routing OSPF Multi Area Pada Router IOS (Cisco) di GNS3

Leave a Comment
Assalamulaikum Wr. Wb.
     Halo teman-teman, pada kesempatan kali ini saya akan berbagi tentang bagaimana cara untuk melakukan konfigurasi routing OSPF  multi area pada router Cisco. Sebelum kita langsung ke konfigurasinya, sebaiknya teman-teman terlebih dahulu membaca postingan saya sebelumnya di sini agar tidak bingung nantinya saat konfigurasi multi area.  

A. Pengertian

     Open Shortest Path First (OSPF) adalah sebuah protokol routing otomatis (Dynamic Routing) yang mampu menjaga, mengatur dan mendistribusikan informasi routing antar network mengikuti setiap perubahan jaringan secara dinamis. Pada OSPF dikenal sebuah istilah Autonomus System (AS) yaitu sebuah gabungan dari beberapa jaringan yang sifatnya routing dan memiliki kesamaan metode serta policy pengaturan network, yang semuanya dapat dikendalikan oleh network administrator. Dan memang kebanyakan fitur ini diguakan untuk management dalam skala jaringan yang sangat besar. Oleh karena itu untuk mempermudah penambahan informasi routing dan meminimalisir kesalahan distribusi informasi routing, maka OSPF bisa menjadi sebuah solusi.

    OSPF termasuk di dalam kategori IGP (Interior Gateway Protocol) yang memiliki  kemapuan Link-State dan Alogaritma Djikstra yang jauh lebih efisien dibandingkan protokol IGP yang lain. Dalam operasinya OSPF menggunakan protokol sendiri yaitu protokol 89.

Cara Kerja OSPF

Berikut adalah sedikit gambaran mengenai prinsip kerja dari OSPF:

  • Setiap router membuat Link State Packet (LSP)
  • Kemudian LSP didistribusikan ke semua neighbour menggunakan Link State Advertisement (LSA) type 1 dan menentukan DR dan BDR dalam 1 Area.
  • Masing-masing router menghitung jalur terpendek (Shortest Path) ke semua neighbour berdasarkan cost routing.
  • Jika ada perbedaan atau perubahan tabel routing, router akan mengirimkan LSP  ke DR dan BDR melalui alamat multicast 224.0.0.6
  • LSP akan didistribusikan oleh DR ke router neighbour lain dalam 1 area sehingga semua router neighbour akan melakukan perhitungan ulang jalur terpendek.

Konfigurasi OSPF - Backbone Area

OPSF merupakan protokol routing yang menggunakan konsep hirarki routing, dengan kata lain OSPF mampu membagi-bagi jaringan menjadi beberpa tingkatan. Tingakatan-tingkatan ini diwujudkan dengan menggunakan sistem pengelompokan yaitu area.

OSPF memiliki beberapa tipe area diantaranya:

  • Bakcbone - Area 0 (Area ID 0.0.0.0) -> Bertanggung jawab mendistribusikan informasi routing antara non-backbone area. Semua sub-Area HARUS terhubung dengan backbone secara logikal.
  • Standart/Default Area -> Merupakan sub-Area dari Area 0. Area ini menerima LSA intra-area dan inter-area dar ABR yang terhubung dengan area 0 (Backbone area).
  • Stub Area -> Area yang paling "ujung". Area ini tidak menerima advertise external route (digantikan default area).
  • Not So Stubby Area -> Stub Area yang tidak menerima external route (digantikan default route) dari area lain tetapi masih bisa mendapatkan external route dari router yang masih dalam 1 area.


B. Latar Belakang

Dalam mengkoneksikan antar jaringan yang berbeda, OSPF mempunyai beberapa area yang bisa kita gunakan. Akan tetapi pada saat konfigurasi routing Multi area OSPF, kita harus membuat area yang dinamakan area 0 atau biasa disebut dengan area Backbone. Area backbone ini bisa kita gambarkan sebagai induk dari area-area yang lain yang dapat dibuat oleh OSPF. Kenapa harus ada multi area ? , karena sifat dari protokol Link State adalah dia akan melist seluruh / menayakan kepada seluruh router dan mensinkronkan databasenya antar router 1 dengan yang lain. Bagaimana kalau terdapat banyak sekali client yang terhubung pada satu area ?, jika terdapat banyak client yang terhubung hanya pada satu area saja pada routing OSPF, maka yang akan terjadi adalah router akan sangat terbebani dan tidak bisa optimal. Maka dari permasalahan itulah dibuatlah multi area pada OSPF, agar router tidak akan merasa terbebani.


C. Persiapan Software dan Hardware

  • Seperangkat Komputer PC / Laptop
  • Aplikasi GNS3


D. Maksud dan Tujuan

    Kegiatan ini bermaksud untuk melatih kita melakukan konfigurasi routing dinamis OSPF pada sistem operasi IOS dan dapat menganalisis bagaimana cara kerja dari OSPF ini. Untuk tujuan utama kegiatan ini adalah untuk menghubungkan antar jaringan yang berbeda network menggunakan routing protocol OSPF.

E. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan

1. Hidupkan komputer anda dan bukalah aplikasi GNS3 
 

2. Untuk praktik routing ospf multi area kali ini, saya akan menggunakan 5 router dan 2 PC. Untuk topologinya dan perencanaan pemberian ipnya, buatlah seperti pada gambar di bawah ini. Bedanya dengan single area adalah pada topologi ini ada salah satu router (R3) yang bertindak sebagai Bourder Router, yaitu router yang didalamnya terdapat lebih dari satu area.

3. Untuk memudahkan cara menghidupkan perangkat-perangkat anda, blok semua perangkat anda --> kemudian klik pada tombol "Start" untuk menghidupkannya.

 

4. Selanjutnya untuk melakukan pengaturannya, kita harus membukanya dengan consolenya. untuk membuka console, klik kanan pada perangkat anda --> kemudian pilih "Custome console". 

5. Pada bagian "Choose a predefined command" saya atur dengan Mate Terminal, dikarenakan saya menggunakan Linux Mint 18 "Sarah" Mate. Kemudian klik "OK" untuk menerapkannya.

6. Selanjutnya akan muncul jendela pengaturan dari perangkat-perangkat kita dengan bentuk terminal.


7. Untuk konfigurasinya, langkah pertama yang kita lakukan adalah melakukan konfigurasi IP pada setiap perangkat sesuai dengan topologi yang telah kita buat. Berikut adalah konfigurasinya untuk setiap perangkatnya.

#############Pengaturan Pada PC1###############
PC1> ip 10.10.10.2/24 10.10.10.1

############Pengaturan Pada Router1############## 
R1#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
R1(config)#int lo0 
R1(config-if)#ip addr 1.1.1.1 255.255.255.255
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#ex
R1(config)#
R1(config)#int fa0/1
R1(config-if)#ip addr 10.10.10.1 255.255.255.0
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#ex
R1(config)#
R1(config)#int fa0/0
R1(config-if)#ip addr 10.10.20.1 255.255.255.0
R1(config-if)#no sh
R1(config-if)#ex
R1(config)#

############Pengaturan Pada Router2############## 
R2#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
R2(config)#int lo0 
R2(config-if)#ip addr 2.2.2.2 255.255.255.255
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ex
R2(config)#
R2(config)#int fa0/0
R2(config-if)#ip addr 10.10.20.2 255.255.255.0
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ex
R2(config)#
R2(config)#int fa0/1
R2(config-if)#ip addr 10.10.30.2 255.255.255.0
R2(config-if)#no sh
R2(config-if)#ex
R2(config)#

############Pengaturan Pada Router3##############
R3#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
R3(config)#int lo0
R3(config-if)#ip addr 3.3.3.3 255.255.255.255
R3(config-if)#no sh
R3(config-if)#ex
R3(config)#
R3(config)#int fa0/1
R3(config-if)#ip addr 10.10.30.1 255.255.255.0
R3(config-if)#no sh
R3(config-if)#ex
R3(config)#
R3(config)#int fa0/0
R3(config-if)#ip addr 10.10.40.1 255.255.255.0
R3(config-if)#no sh
R3(config-if)#ex
R3(config)#

############Pengaturan Pada Router4##############
R4#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
R4(config)#int lo0
R4(config-if)#ip addr 4.4.4.4 255.255.255.255
R4(config-if)#no sh
R4(config-if)#ex
R4(config)#
R4(config)#int fa0/0
R4(config-if)#ip addr 10.10.40.2 255.255.255.0
R4(config-if)#no sh
R4(config-if)#ex
R4(config)#
R4(config)#int fa0/1
R4(config-if)#ip addr 10.10.50.2 255.255.255.0
R4(config-if)#no sh
R4(config-if)#ex
R4(config)#

############Pengaturan Pada Router5############## 
R5#conf t
Enter configuration commands, one per line.  End with CNTL/Z.
R5(config)#int lo0
R5(config-if)#ip addr 5.5.5.5 255.255.255.255
R5(config-if)#no sh
R5(config-if)#ex
R5(config)#
R5(config)#int fa0/1
R5(config-if)#ip addr 10.10.50.1 255.255.255.0
R5(config-if)#no sh
R5(config-if)#ex
R5(config)#
R5(config)#int fa0/0
R5(config-if)#ip addr 10.10.60.1 255.255.255.0
R5(config-if)#no sh
R5(config-if)#ex

#############Pengaturan Pada PC1############### 
PC2> ip 10.10.60.2/24 10.10.60.1 

8. Setelah semua konfigurasi IP pada tiap perangkat telah selesai dan dirasa sudah benar, barulah selanjutnya kita melakukan routing OSPF untuk menghubungkan jaringan-jaringan yang berbeda tersebut. Untuk routingnya, kita harus mengkonfigurasikannya pada tiap-tiap router. Berikut ini adalah konfigurasinya :

#############Routing Pada Router1############### 
R1(config)#router ospf 20
R1(config-router)#network 1.1.1.1 0.0.0.0 area 0
R1(config-router)#network 10.10.10.0 0.0.0.255 area 0
R1(config-router)#network 10.10.20.0 0.0.0.255 area 0
R1(config-router)#

#############Routing Pada Router2############### 
R2(config)#router ospf 20
R2(config-router)#network 2.2.2.2 0.0.0.0 area 0
R2(config-router)#network 10.10.20.0 0.0.0.255 area 0
R2(config-router)#network 10.10.30.0 0.0.0.255 area 0
R2(config-router)#

#############Routing Pada Router3############### 
R3(config)#router ospf 20
R3(config-router)#network 3.3.3.3 0.0.0.0 area 0
R3(config-router)#network 10.10.30.0 0.0.0.255 area 0
R3(config-router)#network 10.10.40.0 0.0.0.255 area 10
R3(config-router)#

#############Routing Pada Router4############### 
R4(config)#router ospf 20
R4(config-router)#network 4.4.4.4 0.0.0.0 area 10
R4(config-router)#network 10.10.40.0 0.0.0.255 area 10
R4(config-router)#network 10.10.50.0 0.0.0.255 area 10
R4(config-router)#

#############Routing Pada Router5############### 
R5(config)#router ospf 20
R5(config-router)#network 5.5.5.5 0.0.0.0 area 10
R5(config-router)#network 10.10.50.0 0.0.0.255 area 10
R5(config-router)#network 10.10.60.0 0.0.0.255 area 10
R5(config-router)#


9. Untuk melihat daftar ip-ip router yang terkoneksi ke router kita, kita dapat mengeceknya dengan mengetikkan perintah "show ip ospf database" pada Privilege mode atau anda dapat menambahkan syntax "do" didepan perintah tersebut jika anda tiadk berda pada mode privillege.
 
Pada R1
 
Pada R5
 
Pada R3
 
Pada R3
 
Pada R3

Dari database-database diatas dapat di atas dapat kita simpulkan bahwa router yang terdapat pada area 0 hanya akan mendata router-router yang terdapat pada area tersebut. Begitu juga pada router area 10, dia hanya akan mendata router-router yang berada pada area tersebut. Sedangakn untuk router yang berperan sebgai router (R3) atau bisa dibilang penghubung antara area 0 dan area 10, dia akan mendata meua router yang terdapat pada kedua area tersebut.

10. Sedangkan untuk melihat rute dari routing kita, kita dapat melihatnya dengan mengetikkan perintah "show ip route" pada Privilege mode. Jika terdapat Huruf "O" didepan routingnya, itu berarti routing dari protocol OSPF pada satu area. Sedangkan jika terdapat huruf "O IA", itu berarti routing dari protocol OSPF yang ke beda area.
 

11. Selanjutnya cobalah buka pada konfigurasi R3 dant ketikkan perintah "show ip ospf" pada mode privilege. Jika anda berada pada mode lain, anda dapat menambahkan syntax "do" didepannya. contoh "do show ip ospf", dari sini terdapat keterangan "it is an area border router" yang berarti router 3 ini berperan sebagai border router (dalam 1 router terapat lebih dari 1 area).

12. Untuk menguji koneksi antar jaringan berbeda sudah terkoneksi atau belum, kita coba lakukan ping dari PC1 ke PC2 dan PC2 ke PC1. Jika ping berhasil, maka konfigurasi routing OSPF ini telah berhasil.

Ping dari PC1 ke PC2

 
Ping dari PC2 ke PC1

F. Referensi

+http://www.mikrotik.co.id/artikel_lihat.php?id=154
+Ebook : MODUL CISCO IDN.pdf
+Presentasi dari Om Danu Wiyoto.

G. Hasil dan Kesimpulan
     Dengan adanya router OSPF multi area ini, router tidak akan merasa terbebani karena router tersebut hanya akan mendata router-router yang berada pada areanya saja.


If You Enjoyed This, Take 5 Seconds To Share It

0 comments:

Post a Comment