Saturday 6 August 2016

Simulasi Konfigurasi VOIP pada Cisco Packet Tracer

10 comments

Assalamu'allaikum wr...wb...

selamat sore teman , kali ini saya akn memposting Cara membuar simulasi Layanan VoIP pada Cisco Packet Tracer.
A.Pengertian

VOIP {Voice over Internet Protocol} adalah teknologi yang memungkinkan percakapan suara jarak jauh melalui media internet.

VoIP atau Voice over Internet Protocol adalah sebuah metode dan gabungan dari beberapa penggunaan perangkat teknologi untuk mentransfer data suara dan data multimedia lain melalui jaringan internet. Istilah lain yang mewakili VoIP antara lain Telepon IP, Telepon Internet, Voice over Broadband  (VoBB), Telepon Broadband, IP communications, dan Broadband Phone. Voice over Internet Protocol adalah teknologi yang memungkinkkan percakapan suara jarak jauh melalui media internet. Data suara diubah menjadi kode digital dan dialirkan melalui jaringan yang mengirimkan paket-paket data, dan bukan lewat sirkuit analog telepon biasa.

B.Latar Belakang 

Latar belakang saya membuat simulasi layanan voip ini untuk memberikan gambaran bagaimana topologi layanan voip, kemudian memberikan gambaran bagaimana alur layanan voip yang terjadi. Bagaimana laptop bisa berkomunikasi dengan ip phone, bahkan menggunakan analog phone sekalipun yang harus menggunakan voip adapter.

C.Alat dan Bahan 
1.Laptop
2. Aplikasi Cisco Packet Tracer

D.Maksud dan Tujuan

Tujuan saya membuat simulasi Layanan VoIP pada Cisco Packet Tracer ini supaya saya bisa maksud dan paham bagaimana cara kerja Cisco packet tracer untuk membuat layanan VoIP. 


E.Tahap Pelaksanaan Kegiatan

1.Siapkan peralatannya yaitu :
   - 1 router type 2811
   - 1switch type 2960
   - 1 pc
   - 1 Laptop
   - 1 Ip phone
   - 1 voip adapter (home voip )
   - 1 analog phone



2.buat topologi seperti ini, atau yang lain sesuka anda buat

Keterangan :
1.Hubungkan pc, laptop, ip phone dan voip adapter ke switch dengan menggunakan kabel staright.
2. Hubungkan analog phone denganvoip adapter dengan menggunakan kabel phone.
 3. Analog phone tidak mempunyai port untuk RJ-45 maka kita butuhkan     perantara voip adapter.
  4.Hubungkan switch ke router dengan kabel straight.  



3.Kita klik pada ip phone, lalu kita perhatikan ada lubang seperti berikut.



Kemudian kita perhatikan pada bagian kanan bawah, disitu ada kabel seperti ini.

Setelah itu kita tarik kabel tersebut ke lubang yang ada diatas tadi.

 4. Kita lakukan konfigurasi pada router sesuai dengan topologi yang telah disiapkan.

a. Kita berikan ip pada interface yang terhubung ke jaringan, disini interface yang terhubung ke jaringan fastethernet0/0. Maka masukkan perintah seperti berikut :


Router>enable
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#int fa0/0
Router(config-if)#ip add 192.168.70.1 255.255.255.0
Router(config-if)#no sh
Router(config-if)#
%LINK-5-CHANGED: Interface FastEthernet0/0, changed state to up
b.kita setting DHCP untuk perangkat yang terhubung ke jaringan
Router#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Router(config)#
Router(config)#ip dhcp pool voice
Router(dhcp-config)#network 192.168.70.1 255.255.255.0
Router(dhcp-config)#default-router 192.168.70.2
Router(dhcp-config)#option 150 ip 192.168.70.2
Router(dhcp-config)#

 c. Buat layanan voip

Router(dhcp-config)#telephony-service
Router(config-telephony)#max-ephone 5
Router(config-telephony)#max-dn 5
Router(config-telephony)#ip source-address 192.68.4.1 port 2000
Router(config-telephony)#auto assign 1 to 4
Router(config-telephony)#ephone-dn 1
Router(config-ephone-dn)#%LINK-3-UPDOWN: Interface ephone_dsp DN 1.1, changed state to up
Router(config-ephone-dn)#number 1111
Router(config-ephone-dn)#ephone-dn 2
Router(config-ephone-dn)#%LINK-3-UPDOWN: Interface ephone_dsp DN 2.1, changed state to up
Router(config-ephone-dn)#number 2222
Router(config-ephone-dn)#ephone-dn 3
Router(config-ephone-dn)#%LINK-3-UPDOWN: Interface ephone_dsp DN 3.1, changed state to up
Router(config-ephone-dn)#number 3333
Router(config-ephone-dn)#ephone-dn 4
Router(config-ephone-dn)#%LINK-3-UPDOWN: Interface ephone_dsp DN 4.1, changed state to up
Router(config-ephone-dn)#number 4444
Router(config-ephone-dn)#ex

5.  Konfigurasi pada switch seperti berikut :

Switch>enable
Switch#configure terminal
Enter configuration commands, one per line. End with CNTL/Z.
Switch(config)#int range fa0/1-24
Switch(config-if-range)#switchport mode access
Switch(config-if-range)#switchport voice vlan 1
Switch(config-if-range)#ex
Switch(config)#


 6. Karena tadi untuk pembagian ip address sudah kita setting dhcp, maka kita masuk ke menu desktop pada pc --> ip configuration--> pilih DHCP.


 Selanjutnya pada laptop juga sama seperti pada pc, masuk menu desktop pada pc --> ip configuration --> pilih DHCP.
Setelah laptop dan pc sudah mendapatkan ip address secara dhcp, kita masuk ke tab menu config yang ada di home voip (voip adapter) --> settings --> pada server address : masukkan ip address router yang terhubung ke jaringan.

Keterangan : ip phone mendapat ip address dan nomor secara otomatis, sedangkan analog phone mendapat nomor dari voip adapter.
  
7. Sekarang kita cek msing-masing perangkat sudah mendapat nomor atau belum.

a. PC --> Desktop --> IP Comunicator --> lihat nomor dibagian kanan atas (pc sudah mendapat nomor)

b. Laptop --> Desktop --> IP Communicator --> nomor pada laptop sudah terlihat .
c. IP Phone --> GUI --> sudah mendapat nomor.


 d. Analog Phone --> GUI --> analog phone juga sudah mendapat nomor.

8. Kita uji pada simulasi ini, apakah perangkat yang terhubung ke jaringan sudah bisa berkomununikasi .

a.Analog Phone --> GUI --> masukkan nomer yang dituju, misalnya disini yang akan saya tuju pada laptop. Maka nomor yang saya masukkan adalah nomor pada laptop yaitu 4444.

Laptop mendapat panggilan dari Analog Phone.

 F. Referensi
https://id.wikipedia.org/wiki/Voice_over_IP

G. Hasil dan Kesimpulan
Hasil dari simulasi diatas yaitu simulasi membuat layanan voip adalah semua perangkat yang terhubung ke jaringan bisa saling berkomunikasi dengan menggunakan layanan voip. Perangkat yang terhubung pada topologi diatas merupakan router, pc, switch, laptop, ip phone, voip adapter, dan analog phone.

Sekian dari saya, terima kasih.

Wassalamualaikum wr.wb 

Read More

Friday 5 August 2016

Simulasi Konfigurasi Network Address Translations dengan Exit Interface pada Cisco Packet Tracer

Leave a Comment

I. Pengertian

NAT (Network Addresss Translation) Dynamic Overload with exit Interface adalah Protokol yang digunakan untuk mentranslasikan ip local ke dalam ip public, fiturnya sama dengan NAT Dynamic Overload biasa, yakni mentranslasikan beberapa ip local ke dalam ip public. Hanya saja untuk yang tipe ini kita tidak perlu memiliki  ip public lagi, cukup menggunakan ip public yang sudah ada. Yakni ip public dari interface outside pada Router yang diseting NAT, seluruh ip local akan diwakili oleh ip interface tersebut.

II. Tujuan dan Manfaat

1. Konfigurasi Network Address Translation dengan Mode Overload dengan Interface Exit pada Router Cisco.
2. Menerapkan fungsi NAT Dynamic Overload dengan Interface Exit pada jaringan.

III. Latar Belakang

Untuk menghubungkan antara masing-masing jaringan di dunia, kita memerlukan ip public yang mana saling terhubung antar negara di dunia. Meskipun dalam mentranslasikan ip pada jaringan local sudah bisa dilakukan dengan pengaturan NAT dasar, namun dengan sistem dasar yang mentranslasikan satu ip local menjadi satu ip public hal ini menyebabkan semakin berkurang ip public di dunia. Maka dari itu dibuatlah protokol yang mampu menghemat ip public dengan cara mentranslasikan beberapa ip local menjadi satu ip public. Setelah itu muncul fitur lanjutan dari protokol tersebut yang membuatnya tidak perlu memiliki  ip public baru lagi, namun memakai ip public yang sudah ada pada interface out dari Router.

IV. Alat dan Bahan

1. Dalam Virtual,
   a. 3 Switch
   b. 2 set PC dan 2 set laptop Client
   c. 5 Router
2. Fisik
   a. PC atau laptop yang sudah terinstall Cisco Packet Tracer

V. Standar Operasional Prosedur

1. Berdo’a sebelum melakukan pekerjaan.
2. Memakai pakaian kerja.
3. Melakukan pekerjaan sesuai rencana.
4. Tidak mengubah fokus ketika sedang bekerja.
5. Melakukan pekerjaan hingga selesai.
6. Berdo’a selesai melakukan pekerjaan.

VI. Tahap Pelaksanaan

1. Pengaturan Dasar

  1. Berikut ini topologinya:
    Untuk Routing, pastikan semua tersambung kecuali jaringan pada Client jangan dimasukkan dalam routing protokol karena nanti diperumpakan sebagai local Private. Jika dirouting maka NAT tidak akan ada gunanya.

2. Langkah Kerja


  1. Pertama-tama kita tes dulu koneksi dari Client (Laptop1) menuju ke salah satu ISP Router (untuk yang ini ISP Router 1). Berikut ini screeenshot nya, dapat dilihat kalau statusnya masih belum terkoneksi.
  2. Lalu masuk ke pengaturan Router untuk menambahkan konfigurasi NAT. Pertama kita masuk ke Router 1.

    Keterangan:
    enable
    conf terminal
    interface gi0/0
    ip nat inside
    interface gi0/1
    ip nat outside
    exit
    access-list 1 permit 192.168.1.0 0.0.0.255
    ip nat inside source list 1 interface gi0/1 overload
  3. Setelah itu masuk pengaturan pada Router2. Pengaturannya hampir sama dengan pada pengaturan Router1, hanya saja ip-nya menyesuaikan dengan jaringan yang terkoneksi. 

3. Pengujian

  1. Selanjutnya kita bisa langsung mengujinya dengan melakukan ping lagi menuju ip yang tadi. Maka hasilnya akan bisa terkoneksi. Karena yang tadi sebelumnya ip dari laptop belum terdaftar dalam router ospf, namun sekarang sudah ditranslasikan ke dalam ip network yang sudah didaftarkan pada router ospf. 
  2. Lalu untuk pengaturan yang sudah kita seting tadi kita bisa melihatnya dengan syntax show ip nat translations. Maka outputnya akan terlihat ip apa saja yang sudah ditranslasikan. Dapat dilihat juga bahwa ip hasil translasi hanya satu, namun port translasinya berubah-berubah tergantung ip yang ditranslasikan.
  3. Begitu juga pada Router2 hampir sama dengan pada Router1.  

VII. Hasil dan Kesimpulan

Dengan ini selesai konfigurasi NAT Dynamic Overload dengan Exit Interface pada topologi jaringan dasar. Lalu untuk penerapannya sudah bisa juga dijaringan dan saling terintegrasi. 

VIII. Referensi

Read More

Simulasi Konfigurasi Network Address Translation Dynamic Overload pada Cisco Packet Tracer

Leave a Comment

I. Pengertian

NAT (Network Addresss Translation) Dynamic Overload adalah Protokol yang digunakan untuk mentranslasikan ip local ke dalam ip public. Bedanya dengan NAT Static dan NAT Dynamic biasa adalah cara kerja translasinya dalam metranslasikan ip local, hanya menghasilkan satu ip public saja. Sehingga bisa lebih menghemat ip public.

II. Tujuan dan Manfaat

1. Konfigurasi Network Address Translation dengan Mode Overload pada Router Cisco.
2. Menerapkan fungsi NAT Dynamic Overload pada jaringan.

III. Latar Belakang

Untuk menghubungkan antara masing-masing jaringan di dunia, kita memerlukan ip public yang mana saling terhubung antar negara di dunia. Meskipun dalam mentranslasikan ip pada jaringan local sudah bisa dilakukan dengan pengaturan NAT dasar, namun dengan sistem dasar yang mentranslasikan satu ip local menjadi satu ip public hal ini menyebabkan semakin berkurang ip public di dunia. Maka dari itu dibuatlah protokol yang mampu menghemat ip public dengan cara mentranslasikan beberapa ip local menjadi satu ip public.

IV. Alat dan Bahan

1. Dalam Virtual,
   a. 3 Switch
   b. 2 set PC dan 2 set laptop Client
   c. 5 Router
2. Fisik
   a. PC atau laptop yang sudah terinstall Cisco Packet Tracer

V. Standar Operasional Prosedur

1. Berdo’a sebelum melakukan pekerjaan.
2. Memakai pakaian kerja.
3. Melakukan pekerjaan sesuai rencana.
4. Tidak mengubah fokus ketika sedang bekerja.
5. Melakukan pekerjaan hingga selesai.
6. Berdo’a selesai melakukan pekerjaan.

VI. Tahap Pelaksanaan

1. Pengaturan Dasar



  1. Berikut ini topologinya:
  2. Dengan pengaturan routing seperti ini :

  3. Untuk Routing, jaringan pada Client jangan dimasukkan karena nanti diperumpakan sebagai local Private. Jika dirouting maka NAT tidak akan ada gunanya.

2. Langkah Kerja

  1. Pertama-tama kita tes dulu koneksi dari Client (Laptop1) menuju ke salah satu ISP Router (untuk yang ini ISP Router 1). Berikut ini screeenshot nya, dapat dilihat kalau statusnya masih belum terkoneksi.
  2. Lalu masuk ke pengaturan Router untuk menambahkan konfigurasi NAT. Pertama kita masuk ke Router 1.

    Keterangan:
    enable
    conf terminal
    interface gi0/0
    ip nat inside
    interface gi0/1
    ip nat outside
    exit
    access-list 1 permit 192.168.1.0 0.0.0.255
    ip nat pool POOLR1 172.168.100.11 172.168.100.11 netmask 255.255.255.0
    ip nat inside source list 1 pool POOLR1 overload
  3. Setelah itu masuk pengaturan pada Router2. Pengaturannya hampir sama dengan pada pengaturan Router1, hanya saja ip-nya menyesuaikan dengan jaringan yang terkoneksi.

3. Pengujian

  1. Selanjutnya kita bisa langsung mengujinya dengan melakukan ping lagi menuju ip yang tadi. Maka hasilnya akan bisa terkoneksi. Karena yang tadi sebelumnya ip dari laptop belum terdaftar dalam router ospf, namun sekarang sudah ditranslasikan ke dalam ip network yang sudah didaftarkan pada router ospf.
  2. Lalu untuk pengaturan yang sudah kita seting tadi kita bisa melihatnya dengan syntax show ip nat translations. Maka outputnya akan terlihat ip apa saja yang sudah ditranslasikan. Dapat dilihat juga bahwa ip hasil translasi hanya satu, namun port translasinya berubah-berubah tergantung ip yang ditranslasikan.
  3. Begitu juga pada Router2 hampir sama dengan pada Router1.
  4. Untuk jalan translasinya bisa dilihat pada gambar di bawah ini.

VII. Hasil dan Kesimpulan

Dengan ini selesai konfigurasi NAT Dynamic Overload pada topologi jaringan dasar. Lalu untuk penerapannya sudah bisa juga dijaringan dan saling terintegrasi. 

VIII. Referensi

Read More

Thursday 4 August 2016

Simulasi Konfigurasi PPP dan PAP/CHAP pada Cisco Packet Tracer

2 comments

I. Pengertian

Dalam jaringan, Point-to-Point Protocol(PPP) adalah data link protokol yang umum digunakan dalam membangun hubungan langsung antara dua node jaringan. Hal ini dapat menyediakan koneksi otentikasi, transmisi enkripsi (menggunakan ECP, RFC 1968), dan kompresi.
PPP digunakan di banyak jenis jaringan fisik termasuk kabel serial, saluran telepon, trunk line, telepon seluler, jaringan radio khusus, dan serat optik seperti SONET. PPP juga digunakan melalui koneksi Akses Internet (sekarang dipasarkan sebagai "broadband"). Penyedia layanan Internet (ISP) telah menggunakan PPP untuk pelanggan dial-up akses ke Internet, karena paket IP tidak dapat dikirimkan melalui jalur modem sendiri, tanpa beberapa protokol data link. Dua turunan dari PPP, Point-to-Point Protocol over Ethernet (PPPoE) dan Point-to-Point Protocol atas ATM (PPPoA), paling sering digunakan oleh Internet Service Provider (ISP) untuk membangun a Digital Subscriber Line (DSL) koneksi internet layanan dengan pelanggan.
PPP biasanya digunakan sebagai lapisan data link protokol untuk koneksi melalui sinkron dan sirkuit asynchronous, di mana sebagian besar telah digantikan yang lebih tua Serial Baris Internet Protocol (SLIP) dan perusahaan telepon standar diamanatkan (seperti Link Access Protocol, Seimbang (LAPB) di X.25 protocol suite). PPP dirancang untuk bekerja dengan berbagai lapisan jaringan protokol, termasuk Internet Protocol (IP), getar, Novell Internetwork Packet Exchange (IPX), NBF dan AppleTalk.
Password Authentication Protocol (PAP) adalah protokol otentikasi yang menggunakan password. PAP digunakan oleh Point to Point protokol untuk memvalidasi pengguna sebelum memungkinkan mereka mengakses sumber daya ke server. Hampir semua jaringan sistem operasi remote server mendukung PAP.

II. Tujuan dan Manfaat

Konfigurasi Point-to-Point Protokol dalam topologi dasar jaringan.
Penerapan Point-to-Point Protokol dalam jaringan dengan menambahkan protokol autentikasi berupa PAP (dengan Password).

III. Latar Belakang

Seperti yang saya jelaskan pada pengertian. Protokol ini dirancang guna membangun hubungan langsung antara dua node yang melalui banyak jaringan dengan metode enkripsi, autentikasi, dan kompresi. Karena ketika mengirim data melalui jaringa global, bisa saja data yang dikirim ini bocor sebelum sampai ke tangan penerima yang sah. Maka dari itu kita perlu untuk mengamankannya ketika sedang dikirim melalui jaringan global.

IV. Alat dan Bahan

1. Dalam Virtual,
            ◦ 2 Router dengan interface Serial
            ◦ 2 Switch
            ◦ 4 set Laptop Client
2. Fisik
            ◦ PC atau laptop yang sudah terinstall Cisco Packet Tracer

V. Standar Operasional Prosedur

1. Berdo’a sebelum melakukan pekerjaan.
2. Memakai pakaian kerja.
3. Melakukan pekerjaan sesuai rencana.
4. Tidak mengubah fokus ketika sedang bekerja.
5. Melakukan pekerjaan hingga selesai.
6. Berdo’a selesai melakukan pekerjaan.

VI. Tahap Pelaksanaan

1. Pengaturan Dasar

1. Topologi Jaringan

2. Routing Jaringan :
a. Router 1
b. Router 2
3. Pastikan semuanya sudah terhubung.

2. Langkah Kerja

1. Pertama-tama kita cek konfigurasi enkapsulasi pada masing-masing interface serial Router.
  
Untuk default, tipenya akan selalu HDLC. 
2. Setelah itu untuk mengubahnya menjadi PPP, kita langsung masuk pada konfigurasinya di masing-masing Router. Berikut ini pengaturan pada Router 1.
enable 
conf term
int se0/0/0
encapsulation ppp
 
Untuk Router dua juga sama. Karena nama interface kebetulan juga sama.

3. Dengan ini seharusnya sudah bisa diping lagi karena sudah ada pencocokan antara enkapsulasi pada Router 1 dann Router 2. Jika masih belum cocok enkapsulasinya maka jaringan juga akan terputus.
4. Untuk sementara PPP sudah berhasil dibuat. Namun masih belum ditambahkan pengaturan agar bisa autentikasi melalui user dan password. Meskipun kita belum memasukkan pengaturan user dan password, namun kita bisa mengecek autentikasi dari PPP basic nya dengan menggunakan syntax debug ppp negotiation pada Router 1 kemudian kita mengirimkan autentikasi dari Router 2 dengan perintah ppp authentication pap.

Dapat dilihat debug nya hanya menghasilan State Open dan Authenticating saja.
5. Setelah konfigurasi dasar PPP sudah berjalan, selanjutnya kita bisa melanjutkan ke konfigurasi PAP.
Untuk konfigurasinya sebagai berikut. Ini untuk Router 1.
6. Dan ini untuk Router 2.

Untuk perbandingan saja, antara pengaturan yang tadi dengan yang ini bedanya adalah pada kali ini kita membuat user dan password dulu pada Router yang akan dikirimi autentikasi.
7. Seperti sebelumnya, untuk cek konfigurasi kita menggunakan debug lagi seperti ini.

Sebelum kita mengirim autentikasi, maka tampilan debugnya masih sama seperti sebelumnya.
8. Lalu selanjutnya kita kirim autentikasi user dan password melalui Router 2 dengan syntax ppp pap send-username Router1 password ciscorouter1

Nanti akan terlihat kalau proses debug di Router 1 akan berubah menjadi seperti ini.

Akan terlihat beberapa jenis autentikasi.

Namun untuk proses debug autentikasinya Cuma beberapa saat setelah autentikasi user dan password dikirimkan. Ketika sudah selesai prosesnya akan ada status Phase is Establishing, Phase is UP lalu interface menjadi kondisi UP.

9. Tahap terakhir kita bisa mengecek apakah enkapsulasi pada Router memang benar sudah berubah apa belum. Jika pengaturan benar, maka saat dilihat interfacenya, maka jenis enkapsulasi akan berubah menjadi seperti ini. Ini untuk Router 1.
Dan ini Router 2.

VII. Hasil dan Kesimpulan

Dengan ini selesai konfigurasi PPP dan PAP dengan pengaturan dan topologi dasar. Untuk pengembangannya bisa dibahas dilain kesempatan. Apabila ada pertanyaan silakan komen di kolom komentar.

VIII. Referensi

  1. http://www.networkers-online.com/blog/2008/07/how-to-configure-ppp-authentication-part1/
  2. http://www.cisco.com/c/en/us/support/docs/wan/point-to-point-protocol-ppp/10241-ppp-callin-hostname.html?referring_site=bodynav
  3. https://ciscoskills.net/2011/01/18/basic-ppp-configuration/
  4. http://www.cisco.com/c/en/us/tech/wan/point-to-point-protocol-ppp/tech-configuration-examples-list.html
  5. http://www.cisco.com/c/en/us/support/docs/wan/point-to-point-protocol-ppp/10313-config-pap.html
  6. http://www.cisco.com/c/en/us/support/docs/wan/point-to-point-protocol-ppp/25647-understanding-ppp-chap.html

Read More