Wednesday, 31 August 2016

Instalasi dan Konfigurasi CMS dengan Aplikasi Owncloud untuk File Storage pada Debian Server 8.5

Leave a Comment

Instalasi dan Konfigurasi CMS dengan Aplikasi Owncloud untuk File Storage pada Debian Server 8.5

  1. Pengertian

CMS adalah aplikasi Web Server yang digunakan untuk membuat ataupun memodifikasi data digital khususnya dalam suatu Web Server dengan menggunakan user interface dan juga manajemen yang simpel untuk memudahkan administrator ketika memanajemen Web Server dan Server yang berkaitan (seperti Database Server) tanpa perlu mempelajari pemahaman mendasar dari pengetahuan mengenai Web Server dan server-server terkait. Jadi semisal apabila administrator ingin memanajemen Web Server atau Database Server, ia tak perlu repot-repot mempelajari pemrograman Web, dan Pemrograman yang digunakan Database Server dari dasar. Cukup memanajemen dari CMS dengan interface GUI yang lebih mudah dikonfigurasi. CMS biasanya biasanya digunakan ketika suatu Web Server memiliki  beberapa administrator. Dalam penerapannya, CMS terbagi menjadi 2 :
  • Aplikasi Manajemen Konten (Content Management Application, CMA)
  • Aplikasi Pengirim Konten (Content Delivery Application, CDA)
Elemen CMA ditujukan pada user atau administrator yang tidak memiliki pengetahuan mengenai HTML untuk membuatan, mengubahan, atau menghapus isi dari suatu situs web. Sehingga admin atau user tersebut tidak perlu memiliki keahlian sebagai seorang webmaster. Elemen CDA berfungsi mengolah dan menghimpun informasi-informasi yang sebelumnya telah ditambah, dikurangi atau diubah oleh pemilik situs web untuk memperbaharui situs web tersebut. Kemampuan atau fitur dari sebuah sistem CMS cukup bervariasi. Walaupun begitu, kebanyakan dari perangkat lunak ini memiliki fitur publikasi berbasis Web, manajemen format, kontrol revisi, pembuatan indeks, pencarian, dan penyimpanan.

Untuk Owncloud sendiri merupakan salah satu client-server software untuk membuat layanan file hosting dan menggunakannnya. Cara fungsionalitas dari OwnCloud cukup mirip dengan Dropbox, yang hanya berbeda pada ketersediaannya yang free dan open-source, serta di sisi lain juga tidak memerlukan biaya tambahan untuk private server. Owncloud juga support ekstensi yang membuatnya bisa bekerja seperti Google Drive, yakni edit dokumen online, kalender, sinkronisasi kontak, dan lain sebagainya. Keterbukaan Owncloud menjadikannya tidak seperti file hosting lainnya yang terpaku pada batas quota ruang penyimpanan dan jumlah user, melainkan terbatas pada ketersediaan kapabilitas dari penyimpanan Server. OwnCloud memberikan akses terhadap berkas-berkas secara universal dengan menggunakan antarmuka jaringan atau WebDAV. 
  1. Maksud dan Tujuan

  1. Instalasi Owncloud pada Web Server.
  2. Konfigurasi dan juga penginstegrasian Owncloud dengan Web Server dan Software pendukung lainnya seperti PHP dan sebagainya.
  1. Latar Belakang

    Kebutuhan akan server yang mampu mencukupi banyak kebutuhan kini semakin meningkat, salah satunya adalah Web Server dengan fitur tambahan penyimpanan pada Server, atau bisa disebut sebagai Server File Storage, sehingga user Web Server tidak perlu menyimpan data mereka hanya pada komputer ataupun perangkat lainnya, melainkan pada Web Server yang sudah memiliki fitur penyimpanana tersebut. Web tersebut juga bisa menjadi data backup apabila sewaktu-waktu terjadi kehilangan data pada perangkat fisik yang dimiliki. Untuk itulah Software Owncloud ini diinstall, yakni untuk memanajemen file-file hasil upload dari tiap-tiap Client yang sudah terdaftar dan menyimpannya sesuai masing-masing user. 

  1. Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan

    2-3 jam, tergantung ketersediaan koneksi internet dan juga kemampuan perangkat.

  1. Alat dan Bahan

  1. 1 PC Server
  2. 1 Laptop (opsional untuk Admin)
  3. Koneksi jaringan internet (opsional)
  1. Tahapan dan Langkah Kegiatan

  1. Pengaturan Dasar


  • Kita install dulu package yang dibutuhkan, yakni sebagai berikut:
  • Aplikasi Database seperti MySQL atau MariaDB.
  • Kemudian Install package PHP, direkomendasikan versi 5.4+
    • Install juga ekstensi yang dibutuhkan :
      • PHP module ctype
      • PHP module curl
      • PHP module dom
      • PHP module GD
      • PHP module iconv
      • PHP module JSON
      • PHP module libxml (package libxml2 linux harus >=2.7.0)
      • PHP module mb multibyte
      • PHP module posix
      • PHP module SimpleXML
      • PHP module XMLWriter
      • PHP module zip
      • PHP module zlib
    • Ekstensi untuk koneksi Database (pilih salah satu sesuai database): 
      • PHP module sqlite (>= 3, biasanya tidak direkomendasikan dengan alasan performa)
      • PHP module pdo_mysql (untuk MySQL/MariaDB)
      • PHP module pgsql (perlu PostgreSQL >= 9.0 terinstall)
    • Ekstensi yang direkomendasikan:
      • PHP module fileinfo (sangat direkomendasikan, untuk analisis performa file)
      • PHP module bz2 (untuk ekstraksi file)
      • PHP module intl (meningkatkan translasi dan juga sorting ASCII)
      • PHP module mcrypt (meningkatkan performa enkripsi)
      • PHP module openssl (dibutuhkan untuk mengakses HTTPS)
  • Install Web Server seperti Apache2, untuk versi direkomendasikan 2.4 namun harus sudah dilengkapi dengan mod_php atau libapache2_mod_php5
  • Dari semua persyaratan diatas, saya menginstall dengan syntax lengkap keseluruhan seperti ini:
    #apt-get install apache2 php5 php5-curl php5-gd php5-intl php5-json php5-ldap php5-mcrypt php5-mysql php5-xmlrpc 
    Syntax di atas tidak meliputi semua ekstensi karena beberapa ekstensi sudah terinstall bersamaan install php5 lalu untuk Web Server saya pakai apache2 dan database pakai mysql-server.
  • Untuk database-nya buat juga melalui Remote dengan cara seperti ini :
    • #mysql -u root 
      lalu masukkan password.
    • Setelah itu gunakan syntax di bawah ini :
      CREATE DATABASE owncloud;
      CREATE USER owncloud@localhost IDENTIFIED BY 'masukkanpassword';
      GRANT ALL PRIVILEGES ON owncloud.* TO owncloud@localhost;
      flush privileges;
      quit
    • Bagian masukkan passowrd isi dengan password database yang ingin dibuat. Kalau milik saya formatnya seperti ini :
      CREATE DATABASE owncloud;
      CREATE USER owncloud@localhost IDENTIFIED BY 'luckhy007';
      GRANT ALL PRIVILEGES ON owncloud.* TO owncloud@localhost;
      flush privileges;
      quit
  1. Instalasi

  1. Pertama-tama kita download dulu file instalasi dari owncloud. Sebenarnya ini bukanlah satu-satunya cara untuk menginstall owncloud. Namun saya pakai cara ini. Download file installer owncloudnya di sini.
  2. Kemudian setelah itu kita langsung masuk ke folder tempan kita menyimpan file installer owncloud. Lalu jalankan perintah di bawah ini.
    #scp [namafilehasildownload] [usertujuan]@[ipservertujuan]:[direktoriservertujuan]
    Kalau milik saya berikut ini gambarnya. 
    .
  3. Kemudian dari remote Server, kita masuk ke direktori tempat kita meletakkan file hasil download tadi. untuk direktori server tujuan disarankan di dalam folder dari file-file web seperti direktori /var/www/html agar kita nanti mudah ketika eksekusi saat akan menginstall-nya. 
  4. Kita bisa mengeceknya dengan perintah ls.
  5. Lalu selanjutnya kita mengekstrak file instalasi owncloud tadi dengan perintah berikut
    #unzip owncloud-9.1.0.zip
  6. Setelah mengekstrak, kita bisa mengeceknya dengan menggunakan perintah ls. Maka pada folder tadi akan ada folder baru yang bernama owncloud.
  7. Setelah itu ubah kepemilikan dari folder tadi dengan perintah chown www-data:www-data owncloud/ agar nantinya folder tersebut bisa diakses dari Web untuk dieksekusi, dibaca, dan juga ditulis. Karena jika kepemilikannya sudah diberikan, hak akses folder akan sepenuhnya diberikan ke www-data.
  8. Sesudahnya kita langsung menuju ke Browser. Untuk hal ini harus dari Client yang sudah satu jaringan dengan Server. Buka ip address server pada address bar, diikuti dengan path direktori folder owncloud. Namun karena tadi di dalam folder html tidak saya masukkan ke sub folder lain lagi, maka langsung saya masukkan 192.168.1.254/owncloud.
  9. Hasilnya akan memasuki halaman install seperti ini. 
  10. Di sini kita diminta memasukkan nama user baru, lalu password untuk user tersebut. Kemudian bawahnya merupakan pengaturan path untuk instalasi owncloud, atau bisa kita sebut sebagai tempat meletakkan file data aplikasi yang sudah diinstall.
  11. Untuk ke bawahnya lagi itu merupakan pengaturan database yang akan dipakai isi sesuai pengaturan yang kita masukkan pada database tadi, termasuk user, password dan juga nama database-nya. Untuk paling bawah itu merupakan pengaturan untuk peletakkan server database, kita isi localhost jika kita menggunakan Aplikasi Database pada PC Server yang sama. 
  12. Setelah diisi semua, klik Selesaikan Instalasi atau Finish Installation, kemudian tampilan halaman Web akan menjadi seperti di bawah ini, itu menandakan kalau Web Server sedang memproses untuk pemasangan owncloud. Tunggu sebentar.
  13. Setelah selesai kita akan dialihkan menuju halaman awal owncloud mengenai penawaran aplikasi pada beberapa tipe perangkat. langsung close saja
  14. Maka akan terlihat window awal dari tampilan File Storage Browse dari Owncloud. 
  1. Hasil yang didapatkan

  1. Instalasi Owncloud dan juga integrasinya dengan Database Server dan juga Web Server sudah selesai, namun untuk tahap selanjutnkita perlu menambahkan pengaturan baru untuk mengatur fitur-fitur lain yang diinginkan sesuai kebutuhan Server File Storage. 

  2. Error yang sering terjadi :

    • Ada beberapa Software Server atau ekstensi PHP yang belum terinstall.
    • Kesalahan dalam membuat kepemilikan hak akses dari data yang akan dieksekusi Owncloud.
    • Kesalahan dalam membuat database atau memasukkan data identitas dari database seperti user ataupun password.
  1. Kesimpulan

    Meskipun sudah terinstall, khusus untuk pengaturan ukuran data yang dapat diupload, maksimum data yang total yang boleh diupload, dan sebagainya tidak bisa diatur pada Owncloud secara langsung karena fiturnya yang terbuka. Sehingga untuk pengaturannya harus melalui pengaturan pada PHP untuk file upload.

  2. Referensi

Read More

Tuesday, 30 August 2016

Instalasi dan Konfigurasi Dasar CMS dengan Aplikasi Web Server Moodle v3.1 pada Debian Server 8.5

Leave a Comment

Instalasi dan Konfigurasi Dasar CMS dengan Aplikasi Web Server Moodle

  1. Pengertian

CMS adalah aplikasi Web Server yang digunakan untuk membuat ataupun memodifikasi data digital khususnya dalam suatu Web Server dengan menggunakan user interface dan juga manajemen yang simpel untuk memudahkan administrator ketika memanajemen Web Server dan Server yang berkaitan (seperti Database Server) tanpa perlu mempelajari pemahaman mendasar dari pengetahuan mengenai Web Server dan server-server terkait. Jadi semisal apabila administrator ingin memanajemen Web Server atau Database Server, ia tak perlu repot-repot mempelajari pemrograman Web, dan Pemrograman yang digunakan Database Server dari dasar. Cukup memanajemen dari CMS dengan interface GUI yang lebih mudah dikonfigurasi. CMS biasanya biasanya digunakan ketika suatu Web Server memiliki  beberapa administrator. Dalam penerapannya, CMS terbagi menjadi 2 :
  • Aplikasi Manajemen Konten (Content Management Application, CMA)
  • Aplikasi Pengirim Konten (Content Delivery Application, CDA)
Elemen CMA ditujukan pada user atau administrator yang tidak memiliki pengetahuan mengenai HTML untuk membuatan, mengubahan, atau menghapus isi dari suatu situs web. Sehingga admin atau user tersebut tidak perlu memiliki keahlian sebagai seorang webmaster. Elemen CDA berfungsi mengolah dan menghimpun informasi-informasi yang sebelumnya telah ditambah, dikurangi atau diubah oleh pemilik situs web untuk memperbaharui situs web tersebut. Kemampuan atau fitur dari sebuah sistem CMS cukup bervariasi. Walaupun begitu, kebanyakan dari perangkat lunak ini memiliki fitur publikasi berbasis Web, manajemen format, kontrol revisi, pembuatan indeks, pencarian, dan penyimpanan.
  1. Maksud dan Tujuan

  1. Pembuatan CMS dengan menggunakan Aplikasi Web Server Moodle v.31
  2. Konfigurasi dasar setelah install Moodle.
  1. Latar Belakang
    Karena ketersediaan teknologi yang semakin berkembang, maka dengan itu kita harus mempergunakan teknologi tersebut sebaik-baiknya. Semisal saat kita memanajemen suatu Web Server atau Server lain (yang berkaitan), tentunya untuk orang awam yang tidak tahu akan CMS pasti akan mengeditnya secara manual dengan belajar dari dasar. Namun kini sudah banyak Aplikasi yang dapat memudahkan manajemen maupun modifikasi Web Server tersebut.

  1. Jangka Waktu Pelaksanaan Kegiatan

  2. Sekitar 3-4 jam tergantung koneksi jaringan dan juga spesifikasi Server, mulai dari persiapan, instalasi, dan pengaturan dasar.

  1. Alat dan Bahan

  1. 1 PC Server.
  2. 1 Laptop (optional untuk admin).
  3. Koneksi internet.
Tahapan dan Langkah Kegiatan
  1. Pengaturan Dasar

Sesuai pada Guide di Website Resmi Moodle kita pastikan Server kita sudah memenuhi beberapa persyaratan sebagai berikut :
    • Terinstall Web Server seperti apache2, nginX. Kalu menggunakan apache2 dengan menginstall-nya menggunakan syntax :
      #apt-get install apache2
      Berikut ini hasil cek Web Server, masih default tapi sudah saya install. 
    • Terinstall php terkonfigurasi yang cocok dengan Web Server dan juga ekstensinya. Untuk saya menggunakan php versi 5.6, #apt-get install php5
    • Sudah saya test dengan membuka file info.php.
      <? phpinfo(); ?>
      Hasil outputnya:
    • Lalu berikut ini konfigurasi yang perlu dipastikan pada file "php.ini" atau file .htaccess untuk opsional :
      • memory_limit setidaknya 64M , 128M direkomendasikan.
      • session.save_handler harus diset ke FILES.
      • file_uploads harus diset ON.
      • session.auto_start harus diset OFF.
      • post_max_size dan upload_max_filesize akan membatasi ukuran maksimum file yang dapat diupload.
    • Berikut ini list dari ekstensi yang dibutuhkan :
      • iconv 
      • curl 
      • ctype
      • zip
      • simplexml
      • spl 
      • pcre 
      • dom
      • xml 
      • json
    • Untuk mengeceknya tidak perlu repot-repot satu persatu diinstall, namun bisa langsung jadi satu dalam single command, berikut syntaxnya :
      #apt-get install php5- iconv php5- curl php5- ctype php5-zip php5- simplexml php5-spl  php5-pcre  php5-dom  php5-xml  php5-json 
      Maka semua ekstensi yang belum terinstall akan terinstall, dan ekstensi yang sudah terinstall akan ada pemberitahuannya.
    • Dan ini ekstensi yang direkomendasikan :
      • mbstring 
      • openssl 
      • tokenizer 
      • xmlrpc 
      • soap 
      • gd 
      • intl 
    • Untuk cara install hampir sama dengan yang sebelumnya, cukup ganti nama package "php5-[nama package diatas]" dst.
    • Terinstall Database Server seperti MySQL, MariaDB, dan sebagainya. Kalau saya menggunakan Database MySQL, berikut syntax installnya :
      #apt-get install mysql-server 
      Untuk user dan password Database isi sesuai keinginan.
      Buat juga database dengan nama moodle, dan juga beri pengaturannya. untuk syntaxnya sebagai berikut :
      #mysql -u root -p            =====>>> lalu masukkan password saat install database.
      mysql>CREATE DATABASE moodle DEFAULT CHARACTER SET UTF8 COLLATE utf8_unicode_ci;
      mysql>GRANT SELECT, INSERT, UPDATE, DELETE, CREATE, CREATE TEMPORARY TABLES, DROP, INDEX, ALTER ON moodle.* TO 'moodleuser'@'localhost' IDENTIFIED BY 'yourpassword';
  1. Instalasi
    1. Pertama-tama kita ambil file instalasi software moodle dari internet. Untuk caranya kita bisa pakai dua cara, yakni pertama kita download file langsung dari internet dengan menggunakan browser, lalu file hasil download tadi kita taruh di Web kita, atau cara kedua langsung melalui git repositori. menggunakan syntax:
      #
      clone -b MOODLE_31_STABLE git://git.moodle.org/moodle.git
    2. Untuk cara selengkapnya menggunakan git untuk install moodle bisa dilihat di sini
    3. Namun kalau saya menggunakan cara pertama, yakni dengan mendownload file zip instalasi moodle di sini.
    4. Kemudian dari folder file download tadi saya menggunakan secure copy atau scp untuk meng-copy file instalasi menuju folder /var/www/html di Web Server saya. Untuk peletakan file tidak harus sama seperti milik saya, namun file tersebut harus berada di dalam folder yang berisi file dari Website. Karena nantinya file hasil ekstraknya harus dieksekusi melalui browser, jika tidak ditaruh di situ maka kita tidak akan bisa mengaksesnya. Berikut ini syntax untuk copy-nya :
      # scp [namafilemoodlehasildownload] [useryangpunyahakaksesmenulisdiserver]@[ipserver]:[direktoridiservertujuan]

      Milik saya menggunakan syntax ini.
      scp moodlee-latest-31.zip root@192.168.1.254:/var/www/html

      Ini setelah selesai copy.
    5. Setelah itu kita ekstrak file .zip hasil copy tadi dengan perintah unzip [namafile]. Jika filenya sama seperti milik saya bisa pakai syntax unzip moodlee-latest-31.zip. Kemudian tunggu sebentar.
    6.  Setelah itu akan ada folder hasil ekstrak dari file .zip tadi. 
    7. Kita ubah juga pengaturan hak kepemilikannya dengan perintah chown www-data:www-data moodle/. agar pada saat dieksekusi dari juga dibaca ataupun dimodifikasi pada Web Browser diizinkan.
    8. Setelah itu baru kita buka folder hasil ekstraksi tadi dari browser. Ketikan ip addressnya sebagai Web Address diikuti dengan direktori hasil ekstraksi tadi. Contohnya milik saya ini sesuai peletakkan file pada langkah sebelumnya. Saya gunakan link 192.168.1.254/moodle. Setelah itu klik pada tombol next warna biru. Jika ingin ubah bahasa, ubah sesuai kebutuhan.
    9. Setelah itu window selanjutnya kita memilih path untuk instalasi moodle. Dalam artian path untuk meletakkan file hasil instalasi dan juga file pemrosesan dari aplikasi Moodle. Untuk bagian ini kita hanya bisa mengubah direktori untuk direktori data dari moodle, yang lainnya sudah otomatis. 
    10. Untuk direktori saya membuatnya terlebih dahulu dengan mkdir moodledata (kotak merah) di /var/www/ lalu saya mengubah hak kepemilikannya juga menjadi milik web-data dengan syntax chown www-data:www-data moodledata/ (kotak biru).
    11. Setelah itu masuk ke window selanjutnya kita memilih Database yang akan digunakan untuk penyimpanan Moodle. Untuk saya pakai MySQL,  pilih Improved MySQL.
    12. Setelah memilih database, selanjutnya kita akan diminta untuk membuat database untuk moodle. Kita masukkan juga user dan password yang kita gunakan pada saat install MySQL Server tadi. 
    13. Kemudian selanjutnya akan masuk window konfirmasi pengaturan yang sebelumnya kita masukkan. Untuk melanjutkan klik next.
    14. Setelah itu masuk ke semacam window license agreement. Klik continue untuk menyetujui dan melanjutkan.
    15. Setelah itu instalasi akan mengecek persyaratan pada Web Server yang akan kita install Moodle. Jika semua perangkat lunak dan juga ekstensinya sudah terinstall dengan benar, maka seharusnya statusnya OK semua. Untuk rinciannya ditulis pada bagian Report.

    16. Setelah itu akan diminta untuk memasukkan user baru untuk Moodle. Di sini saya membuat user untuk admin dengan nama admin dengan rincian seperti pada gambar di bawah ini :
      Kolom dengan tanda bintang warna merah (*) harus diisi. Untuk password, pastikan ada huruf besar dan kecil, angka, dan juga karakter simbol.

    17. Lalu untuk menyimpan klik Update profile
    18. Setelah itu kita akan disuruh untuk mengatur Front Page atau Halaman Awal.
    19. Lalu kllik Save changes.
    20. Setelah itu akan langsung masuk ke  window awal dari user Admin karena tadi kita memang login menggunakan user yang kita buat tadi, yakni Admin.

  2. Konfigurasi Setelah Install

    1. Pertama-tama kita bisa mengatur bahasa dari Moodle agar bisa menjadi Indonesia.
      Klik Site Administration>Language>Language packs. 
    2. Setelah itu ikuti langkah dibawah ini :
      1. Klik pada bahasa yang ingin diinstall, 
      2. Klik Install selected language pack(s)
      3. Setelah bahasa terinstall (muncul pada kolom tengah, klik pada Update all language pack(s).
    3. Selanjutnya klik Site Administration>Language>Language Settings.
    4. Lalu untuk selanjutnya akan muncul tampilan disamping sidebar tadi, pada bagian Default Language ubah menjadi Indonesian (id).
    5. Kemudian simpan dengan klik tombol Save changes.
    6. Selanjutnya akan muncul tambahan pengaturan di pojok kiri atas window untuk memilih bahasa. Karena bahasa yang baru saja disetting tidak akan diterapkan. Untuk mengganti klik pada tombol tersebut, lalu pilih Indonesian (id).
    7. Maka bahasa akan berubah.
  1. Hasil yang didapatkan

    Dengan ini kita berhasil menginstall Aplikasi Web Server CMS dengan jenis Moodle. Sudah bisa dipergunakan dengan baik oleh Adminstrator tanpa harus mempelajari banyak pengetahuan dasar tentang Pemrograman Web dan juga Pemrograman Server lainnya. 

  1. Kesimpulan

    1. Hasil instalasi Moodle tadi sudah bisa digunakan, namun untuk super user-nya masih menggunakan user default saat kita install  tadi. Untuk penambahan user bisa dilihat pada postingan saya yang selanjutnya. Selain itu untuk tampilan masih default, hanya saja pengaturan dasar dari bahasa sudah saya ubah. Selain itu setelah instalasi
    2. Untuk  error yang sering terjadi adalah sebagai berikut : 
      • Kesalahan saat memberi hak kepemilikan pada folder hasil ekstraksi moodle dan folder tempat peletakkan data moodle. Kita harus memastikan pemilik atau owner dari kedua folder tersebut adalah www-data.
      • Lupa instalasi beberapa ekstensi atau beberapa perangkat lunak Server. Kita harus memastikan semua persyaratannya sudah terpenuhi.
      • Gagal saat memasukkan membuat database saat pertama install moodle. Kadang bisa salah user dan password dari Database Server, ataupun belum install ekstensi yang menghubungkan antara Database Server dengan PHP.
      • Kesalahan saat membuat user baru pada Moodle, karena password memerlukan persyaratan tertentu. Yakni harus ada huruf besar, huruf kecil, angka, dan juga simbol yang totalnya menjadi 8 karakter atau lebih.  
  1. Referensi



Read More

Monday, 29 August 2016

Konfigurasi PPPoE Client di Debian 8.5 Server

Leave a Comment

  1. Pengertian

Pengertian
Point-to-Point Protocol over Ethernet (PPPoE) adalah protokol jaringan untuk mengenkapsulasi Point-to-Point Protocol (PPP) frame dalam frame Ethernet. Hal ini digunakan terutama dengan layanan DSL di mana pengguna individu terhubung ke modem DSL over Ethernet dan di dataran jaringan Ethernet Metro. Ini dikembangkan oleh UUNET, Redback Networks dan RouterWare (sekarang Wind River Systems) dan tersedia sebagai informasi RFC 2516.
  1. Tujuan dan Manfaat

  1. Mengoneksikan Router Debian 8.5 Server dengan koneksi PPPoE menggunakan aplikasi pppoeconf.
  2. Memasukkan pengaturan PPPoE Client pada Debian 8.5 Server.
  1. Latar Belakang

    PPPoE adalah satu cabang dari protokol point to point atau biasa disebut PPP (Point-to-Point Protocol), bedanya kalau PPPoE ini memang dikhususkan untuk koneksi melalui jalur Ethernet. Untuk alasan penggunaan PPPoE ini dikarena PPPoE memiliki saluran data yang lebih aman, tidak mudah terganggu, akses data yang lebih cepat dari protokol lain, dan juga hasilnya yang memungkinkan kita untuk menggunakan IP Publik pada Router
  1. Alat dan Bahan

  1. Kabel yang sudah tersambung dengan PPPoE Server.
  2. PC yang sudah diinstall Debian 8.5
  1. Standar Operasional Prosedur

  1. Berdo’a sebelum melakukan pekerjaan.
  2. Memakai pakaian kerja.
  3. Melakukan pekerjaan sesuai rencana.
  4. Tidak mengubah fokus ketika sedang bekerja.
  5. Melakukan pekerjaan hingga selesai.
  6. Berdo’a selesai melakukan pekerjaan.
  1. Tahap Pelaksanaan

      Pengaturan Dasar

  1. Pertama-tama kita tancapkan kabel dari PPPoE Server pada Interface PC Debian yang ingin dikoneksikan ke PPPoE Server, pastika kabel tertancap dengan benar.
  2. Kemudian kita install aplikasi-aplikasi yang dibutuhkan untuk koneksi PPPoE, jangan lupa masuk user mode root (privilege). Yakni aplikasi pppoeconf, ppp, dan pppoe. Untuk instalasi cukup install pppoeconf saja, karena semua package lainnya akan secara otomatis ikut meminta untuk diinstall. Syntaxnya nya sebagai berikut :#apt-get install pppoeconf 

      Langkah Kerja

  1. Untuk langkah-langkahnya kita langsung masuk ke Debian yang akan dikoneksikan ke PPPoE (untuk hal ini bisa langsung dari PC-nya atau melalui remote SSH Server), kemudian kita ketikkan syntax seperti ini (melalui root):
#pppoeconf 

  1. Setelah itu akan terbuka window baru pppoeconf yang mana merupakan proses scanning seluruh perangkat jaringan untuk memastikan perangkat manakan yang tersambung dengan PPPoE Server. 

  2. Setelah proses selesai, maka seharusnya program sudah menemukan perangkat yang tepat dan kemudian akan ada konfirmasi untuk modifikasi file /etc/ppp/peers/dsl-provider yang mana merupakan pengaturan pppoe iitu sendiri. Pilih Yes

  3. Kemudian setelah itu masuk ke window selanjutnya adalah konfirmasi untuk mengecek file konfigurasi. Pilih Yes

  4. Selanjutnya kita akan diminta memasukkan Username dari PPPoE. Huruf besar kecil tidak mempengaruhi. Lalu tekan enter. 

  5. Setelah itu kita juga akan diminta memasukka password dari username PPPoE yang kita masukkan tadi. Untuk passwordnya akan ditampilkan dengan text asli (atau tidak diubah menjadi tanda bintang) jadi hati-hati. 

  6. Kemudian setelah itu kita akan ditanyai apakah akan menggunakan peer DNS. Yang dimaksud peer DNS adalah DNS yang disediakan oleh PPPoE Server. Jadi Client PPPoE akan mengikuti pengaturan DNS tersebut yang kemudian ditambahkan pada file /etc/resolv.conf. Kita pilih Yes

  7. Kemudian pengaturan MMS. Kita pilih No

  8. Setelah itu window selesai konfigurasi, akan ada pertanyaan apakah akan men-start koneksi PPPoE atau tidak. Pilih Yes agar sekalian dijalankan. 

  9. Kemudian terakhir adalah window untuk petunjuk cara menyalakan (connect) PPPoE dengan ”pon dsl-provider” dan juga cara mematikan (disconnect) ”poff dsl-provider”. Pilih Yes juga untuk langsung menyalakan koneksi. 

  10. Lalu window paling akhir adalah jika koneksi berhasil maka akan muncul judulnya CONNECTION INITIATED, ditambah pemberitahuan bahwa koneksi telah terbuat dan juga cara mengecek koneksi dengan perintah plog dan perintah ifconfig ppp0 untuk mengecek status interface. 

  11. Lalu selesai. 
  12. Setelah itu kita dapat langsung menguji koneksi dengan melakukan ping menuju 8.8.8.8 dan juga google.com. Jika sudah terkoneksi dengan benar, dan juga Server PPPoE sudah membagikan akses internet dan DNS, maka seharusnya bisa diping. Dapat dilihat pada tampilan interface juga sudah ada. 
    Ini ping-nya. 
  1. Hasil dan Kesimpulan

Dengan ini berhasil konfigurasi PPPoE Client pada Debian 8.5 Server dengan menggunakan aplikasi dari basic PPP package, yakni pppoeconf, ppp, pppoe. Dalam penerapannya kita cukup melakukan dial saja karena cuma berperan sebagai Client lalu memasukkan Username dan juga Passwiord dari PPPoE Server. Lalu jika kita ingin membagikan koneksi internet dari Router ke Client, kita bisa menggunakan iptables.
  1. Referensi

Read More